SUBANG-Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Subang terus berupaya untuk menekan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Seperti dengan melakukan gerakan pengendalian pengumpulan kelompok telur penggerek batang padi (PBP) pada persemaian, di gapoktan Barokah Tani Desa Kosambi, Kecamatan Cipunagara, Rabu (22/6).
Seperti diketahui, Organisme Pengganggu Tumbuhan-Penggerek Batang Padi (OPT PBP) merupakan salah satu OPT utama yang dapat menurunkan hasil produksi, hingga terjadi puso.
Baca Juga:Penuhi Kebutuhan Remitansi Pekerja Migran, BRI Andalkan Layanan BRIFast RemittanceLantik FKDM Periode 2022-2025, Ridwan Kamil: Manfaatkan Teknologi Untuk Deteksi Bahaya Pengancam Kondusivitas
Kordinator POPT Kabupaten Subang, Kikin Diatna menyebutkan, hampir dua musim ini OPT PBP menyerang pertanaman di beberapa kecamatan di Kabupaten Subang, khususnya wilayah Pantura.
Oleh karena itu, POPT di Kabupaten Subang bersama Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Subang, serta fungsional POPT Wilayah II Subang mengadakan kegiatan gerakan pengambilan kelompok telur PBP di persemaian, dengan maksud menekan serangan OPT di pertanaman.
“Ini sebagai upaya pengolahan tanah yang baik akan dilakukan di setiap kecamatan oleh petugas POPT bersama petani, yang kondisi persemaiannya masih banyak,” jelasnya.
Baca Selanjutnya, KLIK BERIKUTNYA…
Dia merekomendasikan untuk wilayah kecamatan yang masih kondisi persemaian, agar melakukan pengambilan kelompok telur PBP secara manual pada persemaian.
Kemudian membuat konservasi musuh alami secara sederhana dari botol air mineral kosong, dengan tujuan dapat memberdayakan serangga predator sebagai musuh alami dari OPT PBP.
“Lalu melakukan penanaman refugia tanaman yang berbunga di pematang sawah sebagai rumah dari musuh alami, dan melakukan pengamatan secara intensif, serta menggunakan pestisida secara bijaksana,” tambahnya.
Rekomendasi tersebut, dikatakan Kikin sebagai upaya pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan-Penggerek Batang Padi, sehingga tidak terjadi penurunkan hasil produksi, apalagi hingga terjadi puso.
Baca Juga:BRI Dorong UMKM Go Global melalui Expo ANTAD & AlimentariaBotol Kosong
“Upaya pencegahan ini harapan ke depannya petani dapat membudayakan pengumpulan kelompok telur PBP pada persemaian di setiap musim tanam, sehingga bisa menekan serangan OPT PBP di pertanaman, dapat membantu menurunkan biaya produksi yang semakin mahal karna interval penyemprotan terlalu sering dilakukan petani,” pungkasnya.(idr/ysp)