SURABAYA – Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam rangkaian kunjungan kerja di Jawa Timur meluangkan waktu untuk menyapa ” Pahlawan Ekonomi ” di Kampung Ketandan Surabaya. Kehadiran Mensos disambut hangat para pelaku ekonomi yang telah sukses.
Sukses mereka tidak lepas dari program “Pahlawan Ekonomi” yang dibidani Mensos saat menjadi Wali Kota Surabaya. Dua tahun tak berjumpa karena pandemi, pertemuan kali ini menghadirkan rasa suka cita.
Di hadapan Mensos, mereka mengungkapkan bagaimana berjuang dari titik rendah lalu menjadi sukses. Salah satu pahlawan ekonomi, Diah Avianti atau lebih dikenal sebagai Diah Cookies memulai usaha pembuatan kue kering di tahun 2001. Dari usaha kue kering rumahan, Diah mengaku usahanya telah menggurita dan beromzet di atas Rp3 milliar.
Baca Juga:Berhasil Lampaui Target, Penjualan SBR011 di BRI Sentuh Rp1,5 TriliunTingkatkan SDM Kesos, Balai Diklat Intensifkan Kegiatan Praktik Lapangan
Diah pun tak ingin ketinggalan moment bersua mentornya. Liburan keluarga di Jogya pun dipersingkat agar bisa bersua Risma.
“Saya banyak berhutang budi dengan Bu Risma. Usaha kelas kampung saya dirubah beliau menjadi seperti ini. Dan saya belum sempat mengucap terima kasih karena Bu Risma ke Jakarta menjadi Mensos ” ujar Diah dengan mata berkaca kaca.
Selama berproses menjadi besar dengan bimbingan Risma, Diah tidak mendapatkan suntikan modal. Namun hanya ilmu dan lecutan semangat yang terus digaungkan Risma yang saat itu menjadi orang nomor 1 di Surabaya.
“Tidak ada bantuan modal. Tapi ilmu yang luar biasa dan alhmdulilah bisa anda lihat hasilnya,” kata Diah Avianti. Selain Diah, hadir pula beberapa pahlawan ekonomi lainnya seperti Wiwit Manfaati yang sukses mengolah enceng gondok, dan juga Choifiyah (74) pengusaha kue lapis Surabaya.
Senada dengan Diah, Wiwit dan Choifiyah menyatakan usahanya sukses bukan dengan bantuan modal. “Bu Risma tidak memberikan ilmu dan pengalaman. Lebih besar dari uang,” kata Choifiyah, yang biasa disapa Bu Jai.
Mensos Risma membenarkan apa yang disampaikan Diah dan Choifiyah bahwa memang Program Pahlawan Ekonomi digerakkan tidak dengan memberikan bantuan modal.
“Benar saya hanya memberi motivasi, menyuntikan semangat pantang menyerah. Selain tentunya berbagai ilmu di Program Pahlawan ekonomi termasuk pengelolan keuangan ” ujar Risma .