KARAWANG-Puluhan pedagang yang tergabung dalam Forum Pedagang Pasar PJKA (FP3R) Rengasdengklok Karawang Jawa Barat geruduk Kantor DPRD Karawang, Rabu (29/6).
Aksi ini buntut dari akan dipindahkannya ribuan pedagang di Pasar Tradisional Rengasdengklok ke Pasar Proklamasi yang baru diresmikan beberapa waktu lalu.
Koordinator lapangan aksi, Unang menyatakan sikap bersedia dipindahkan ke pasar baru, namun dengan syarat DP (down payment) 0 persen dengan masa uji coba selama 6 bulan.
Baca Juga:Parkir Berlangganan Segera Diterapkan Di Kabupaten SubangSukarela, Jamaah Khilafatul Muslimin Janji Setia ke NKRI
“Kami tidak direlokasi ke pasar yang baru dan untuk itu kami siap merapihkan diri. Apabila kami harus tetap direlokasi, kami siap pindah dengan syarat DP 0% dan meminta masa uji coba selama 6 bulan,” ungkap Unang anggota FP3R saat melakukan hearing bersama Ketua DPRD dan Kepala Disperindag Karawang, Rabu (29/6).
Selain itu, kata Unang, pedagang yang tergabung dalam FP3R menginginkan pemindahan pasar seperti yang dilakukan Dedi Mulyadi di Purwakarta.
“Kalau bisa seperti program pemindahan Kang Dedi Mulyadi, pemindahan pasar gratis,” ucapnya.
Jika tuntutan hari ini tidak dikabulkan, pedagang menyatakan sikap tidak ingin direlokasi.
“Apabila semua tuntutan tidak dapat dipenuhi, kami menyatakan sikap, tidak ingin direlokasi,” tegasnya.
Sementara itu, Sektetaris Komisi II Dedi Rustandi mengatakan harus menjadi salah satu rekomendasinya adalah mulai dari hari ke depan dalam persoalan penataan pasar Rengasdengklok pedagangnya yang tergabung dalam P3R harus dilibatkan.
“Pengakuannya pedagang yang tergabung dalam P3R tersebut beberapa kali tahapan pembangunan tidak dilihat dalam pembangunan pasar proklamasi,” ujarnya.
Baca Juga:Warga Pesimis Pembangunan Mal Pelayanan Publik Kabupaten Subang Selesai Tepat WaktuBerlaku Mulai April, Disdukcapil Sosialisasi Aturan Soal Pencatatan Nama
“Bagi pedagang pasar yang ada di lahan PT KAI itu nanti akan kita carikan solusi diantaranya mereka menyampaikan keberatan dengan persoalan harga DP yang terlalu tinggi,” kata Dedi.(aef/ysp)