Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap murid, tapi juga harapan murid terhadap guru serta harapan guru dan murid terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Kesepakatan kelas yang menuntun nilai positif akan berujung pada keyakinan kelas. Keyakinan kelas merupakan kesepakan kelas yang diyakini bersama oleh guru dan murid selama proses pembelajaran. Selanjutnya, langkah pertama untuk pembuatan kesepakatan kelas ini adalah bertanya dulu kepada siswa tentang bentuk kelas impian mereka. Semua siswa harus terlibat menjawab dan menanggapi pertanyaan guru, jawaban yang mereka berikan antara lain, kelas yang bersih, rapi, nyaman, indah dilihat, hijau, dan tentram. Setelah itu, siswa kembali diberikan pertanyaan, bagaimana cara mewujudkan kelas yang bersih, sehat, aman, nyaman, dan hijau? Dengan pertanyaan pemantik yang dilontarkan oleh guru maka murid di ajak untuk berfikir dan mengemukakan pendapatnya dan akan menemukan solusi terbaik dari jawaban murid sendiri .
Berikut adalah contoh kesepakatan kelas yang dapat menjadi acuan kita membuatnya seperti : Tidak berbicara sendiri ketika ada guru yang menerangkan pelajaran, Masuk kelas tepat waktu,Saling menghargai sesama teman, Menghargai pendapat orang lain, Berpakaian rapi, tidak bertengkar dengan teman, tidak membuang sampah ke dalam laci, melaksanakan piket ketika pulang sekolah dan masih banyak lagi contoh kesepakatan positif yang dapat murid buat sendiri dengan dipandu oleh gurunya, setelah kesepakatan terbentuk maka guru bersama murid merayakan dengan cara tepuk tangan atau dapat juga dengan membacakan kembali hasil kesepakatan agar lebih dipahami oleh murid dan kemudian ditulis, dibuat poster kecil dan menempelkannya di dinding depan kelas agar selalu terlihat dan dibaca oleh murid di kelas atau bisa juga guru membagikan hasil kesepakatan melalui whatsaap grup.
Keberadaan budaya positif di dalam sebuah sekolah merupakan urat nadi dari segala aktifitas yang dijalankan warga sekolah mulai dari kepala sekolah,guru,siswa dan orang tua. Budaya sekolah yang didesain secara terstruktur, sistematis dan tepat sesuai dengan kondisi sosial sekolah pada gilirannya bisa memberi kontribusi yang positif bagi peningkatan kualitas sumber daya seluruh komunitas sekolah dalam menuju sekolah unggul.