Entahlah, apakah Farah dan ARD sudah bertemu? Tidak ada media yang memberitakannya. Apakah kader PAN loyalis ARD masih ada di pengurus PAN kubu Farah?
Yang pasti Neng Farah kini jadi banyak perbincangan di antara elit Parpol Subang. Apalagi diperkuat dengan munculnya koalisi Indonesia Bersatu (KIB): PAN-PPP-Golkar. Rembes hingga ke daerah.
Di senayan, tiga parpol ini menguasai 25 persen kursi. Cukup untuk mengusung Capres. Di Subang juga lebih dari cukup untuk mengusung Calon Bupati: 15 kursi.
Santer terdengar KIB akan mengusung Ganjar-Erik. Atau bisa jadi Ganjar-Airlangga.
Di Subang, KIB akan mengusung siapa?
Baca Juga:Pastikan Anggaran Porprov Masuk APBD PerubahanTangguh Tak Goyah di UMKM, BRI Jauh dari Epicentrum Krisis Ekonomi Global
Kabarnya muncul utak-atik figur. PAN sudah punya Farah, di internal PPP dan Golkar kesulitan menyodorkan figur. Jika Farah-Elita, pemilih belum terbiasa dengan pasangan dua kandidat wanita. Dulu sudah dicoba Nina-Atin di Pilkada 2013, tidak kuat. Hasilnya kalah.
Muncul kabar Gerindra menawarkan diri bergabung. Syaratnya mengakomodir Aceng Kudus mendampingi Neng Farah. Pengurus Gerindra bersemangat menyodorkan nama ketua Gerindra itu. PAN pikir-pikir dan berhitung. Masuk list. Bisa dipertimbangkan membentuk KIB plus.
Langkah sederhana lainnya memberi pesan kepada incumbent, Kang Jimat. Biasanya, incumbet akan banyak berhitung untuk nyalon kedua kalinya. Apalagi Kang Jimat sampai sekarang belum juga menyatakan siap nyalon lagi.
Kalau Kang Jimat mengakomodir KIB plus dan meninggalkan PKS, akan jadi koalisi besar: PDIP-PAN-Golkar-PPP-Gerindra.
Tapi bisa jadi Kang Jimat tetap nyalon lagi bersama Agus Masykur, katakanlah PDIP setuju, akan jadi koalisi yang menarik: PDIP-PKS. Belum pernah terjadi di Subang juga di nasional.
Langkah Farah untuk menuju kursi Subang 1 memang harus penuh perhitungan. Melambungkan namanya sebagai calon bupati akan melambungkan namanya. Lebih populer.
Tapi jika manatap Subang 1, maka Neng Farah harus rela melepas kursi DPR RI yang amat ia banggakan. Apalagi kini berada di Komisi yang membidangi keamanan, intelejen, hubungan internasional dan komunikasi. Bidang yang Farah sukai. Sesuai juga dengan buku bacaan kesukaannya: tema tentang crime dan investigation.
Baca Juga:Mentan Pastikan Penyaluran Pupuk Subsidi Tepat SasaranMiris, Anak SD Belajar di Lantai Padahal APBD Rp4 T Per Tahun
Meski tidak menempuh karir di polisi seperi ayahnya Jendral Fadhil Imran, Neng Farah kini mengawasi kinerja TNI-Polri melalui komisi 1 itu.