Menurut ulama yang lain Hasan Basri bahwa seorang haji dikatakan mabrur atau diterima ibadahnya oleh Allah swt jika sepulang dari tanah suci , dia menjadi zuhud. Orang yang disebut zuhud adalah bukan berarti hanya fokus ibadah ritual melulu seperti sholat, zikir, puasa dan lainnya , akan tetapi orang tersebut tidak mau diperbudak oleh harta.
Aktivitaskeduniaan tetap nyata dan terus mengingat pada Allah swt, seperti yang diamanatkan dalam QS Al Qashas : “ Dan carilah pahala negeri akherat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupa bagianmu di dunia “.
Maka kemabruran haji akan ditentukan dari apa yang dikerjakan hari kemudian setelah ibadah haji selesai . mereka yang mabrur adalah yang memiliki keshalehan individu dan sosial. Agamanya baik yang kemudian berdampak pada keshalehan sosial dalam bentuk perhatian atau empati terhadap sesama, memupuk silaturahmi, selalu hadir dalam kesusahan orang lain, membawa perubahan yang lebih terhadap masyarakat di lingkungan, selalu terdepan dalam memberi solusi terhadap setiap problem dan menjadi teladan di masyarakat tentang kebaikan. Sehingga para alumni madrasah haji ini mampu membawa perubahan yang significant terhadap dinamika masyarakat baik di level lokal sampai nasional.
Baca Juga:Sebanyak 466.011 Unit Rumah di Indonesia Telah Terealisasi Dalam Program Sejuta RumahTersangka Kasus Narkotika di Wilayah Kabupaten Bandung Berhasil Diamankan, Modus Pekerjakan Anak Dibawah Umur
Haji mabrur adalah seorang yang mampu menahan diri dari segala dosa hingga saat ajal tiba serta tidak melakukan perbuatan yang menyianyiakan hajinya. Seorang haji harus bisa menun jukkan kebaikan kepada orang lain dan berbicara secara sopan kepada orang lain. Meskipun predikat mabrur milik Allah, akan tetapi kita melihat ciri cirinya. Seorang sahabat bertanya kepada Rosul, Wahai Rasul, apa itu haji mabrur ? Rosul menjawab : Mereka yang suka beri makan dan tebar kedamaian, bicaranya santun, memiliki kepeduliaan sosial yang tinggi dan menghindari perbuatan maksiat dalam ranah pikiran, perkataan dan perbuatan. Maaka amatlah berat beban yang ditanggung seorang yang telah berpredikat haji, bahkan beban mempertahankan kemabruran haji lebih berat dibanding beban sebelum menyandang haji.
Oleh karena itu sangat diharapkan duta agama ini sepulang dari tanah suci akan membawa perubahan besar terhadap lingkungannya baik dari aspek religi maupun sosial keagamaan. Haji harus bergerak dan menggerakkan masyarakat termasuk memberi sumbangan yang berarti dalam menurunkan korupsi, kolusi dan nepotisme serta menyeselesaikan problem Nasional lainnya. Semoga Allah mengabulkan harapan kita semua. Aamiin.