Pojokan 110
Di alam sana, orang Perancis, Rene Descartes, mungkin termangu-mangu. Rumus Cogito Ergo Sum-nya, “Aku Berpikir, Maka Aku Ada”, sepertinya sudah usang. Saat ini tak perlu berpikir, untuk mengada. Memang jaman berubah. Untuk mengada, cukup modal hand phone (HP), quota internet dan aplikasi media sosial (medsos). Boleh gunakan tik tok , youtube, instagram atau medsos lainnya. Setelah itu, bergayalah! Mau pamer makanan, outfit seperti fenomena SCBD fashion week (Sudirman, Citayam, Bogor, Depok) atau anak BSD (Bojonggede Sonoan Dikit). Gaya jungkir balik, panci di kepala atau gaya dan aktivitas apapun yang bisa dipamerkan di medsos. Mau sendiri atau berjamaah tak dilarang. Terserah!
Menjadi terkenal di dunia maya dalam waktu singkat (instan), menjadi impian jutaan generasi milenial. Sebab tak perlu berpikir apalagi sekolah. Cukup modal HP dan medsos untuk menjadi terkenal. Pantas, kemudian, artis SCBD fashion week, Roy Citayam, menolak tawaran bea siswa dari Sandiaga Uno. Dan lebih memilih menjadi content creator di SCBD fashion week.
Fenomena Atta Halilintar, Ricis Official, Raffi Ahmad dan youtuber lainnya yang menjadi rujukan. Mereka ingin instan seperti youtuber-youtuber tersebut. Dengan menjual konten apapun, diupload di aplikasis medsos, untuk meraup follower. Mengunduh rupiah dalam jumlah besar hanya dengan modal pasang gaya yang tak biasa dan kadang tak bergaya. Menjadi pejuang konten seolah jalan hidup.
Baca Juga:Programa Upland Manggis Diperiksa Unit Tipidkor Satreskrim Polres SubangKemensos Berbagi Kegembiraan dengan Anak-anak di Lokasi Pengungsian Korban Gempa Majene
Jari-jari dan waktu Kita adalah sumber penghasilan bagi youtuber. Mata uangnya adalah subscribe atau like dari Kita. Kita adalah bagian komodifikasi dari konten youtuber. Jari-jari dan waktu Kita adalah komoditas paling dibutuhkan untuk menciptakan mata uang. Mungkin itu yang dibutuhkan generasi instan seperi Roy Citayam dan anak-anak SCBD fashion week.
Bagi generasi instan, pendidikan seolah tak pengaruh. Sepengaruh HP lebih mendakukan mengada. Eksistensi terlahir dari konten dan outfit. Dengan model outfit Mamba dresscode (hitam semua), Kue (warna-warni), atau Earth (warna bumi) ditambah meniru gaya selebriti terkenal atau model kelas dunia, generasi SCBD fashion weekpun beraksi.Plus gaya komunikasi slank ala anak muda sekarang. Menunjukkan inilah Aku, eksistensiku, walau bukan Aku yang asli. Tak mengandung kejatidirian berakar pada budaya.