Kompetensi supervisi yaitu pengetahuan dan kemampuan kepala sekolah dalam merencanakan, melaksanakan dan menindaklanjuti supervisi dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah. Seorang kepala sekolah harus melakukan kegiatan supervisi guna memperbaiki kualitas proses pembelajaran di sekolahnya. Kegiatan supervisi seorang kepala sekolah akan mengetahui aspek apa saja yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan untuk kemajuan sekolah yang dipimpinnya.
Kompetensi sosial yaitu kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua siswa, dan juga masyarakat sekitar. Kompetensi sosial meliput kemampuan menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah, brpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. Kepala sekolah yang tidak memiliki kompetensi ini akan kesulitan dalam menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin. Bukan tidak mungkin pula karena tidak mampu bersosialisasi, kepala sekolah tidak akan mendapat dukungan dari warga sekolah bahkan lingkungan sekitarnya, sehingga program sekolah tidak akan dapat terlaksana dengan baik.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Sebagai pucuk pimpinan tertinggi di sekolah, segala kebijakan terkait kemajuan sekolah ada di pundak seorang kepala sekolah. Kepala sekolah yang kompetan akan mampu bersinergi dengan segala unsur penunjang kemajuan sekolah, baik itu, warga sekolah, orang tua siswa maupun lingkungan sekitar.
Baca Juga:Catatan Harian Dahlan Iskan: Sheren PawitandirogoCatatan Harian Dahlan Iskan: Do’a Gusti
Sebaliknya kepala sekolah yang tidak kompeten akan membawa sebuah sekolah menuju ke arah kehancurannya. Demi kemajuan sebuah sekolah, penguatan kompetensi bagi kepala sekolah untuk mendukung pelaksanaan tugasnya sangatlah penting. Oleh karena itu, diperlukan penyiapan calon kepala sekolah yang memadai melalui seleksi yang ketat dan berbagai pendidikan dan pelatihan agar setelah menjabat dapat melakukan peran dan tugasnya dengan baik.
Dalam perspektif religi maka kepemimpinan mendapat porsi yang memadai. Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, dimana kelak di hari kiamat akan akibatkan kerugian dan penyesalan, kecuali mereka yang melaksanakan dengan baik serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin ( HR Muslim ). Bahkan Rosul memberikan pesan yang sangat menakutkan yaitu bila urusan diserahkan pada orang yang bukan ahlinya maka tinggal menunggu kehancuran saja ( HR Al Bukhari )