Tapi bagi PKS, koalisi dengan PDIP juga gak masalah. Malah Jimat-Akur kompak pakai baju merah-putih saat perayaan 3 tahun memimpin.
Rasa-rasa itu, tidak hanya dirasakan PKS. Juga jadi perkiraan banyak orang. Sebab PDIP punya 10 kursi. Bisa nyalon sendirian tanpa koalisi. Misal Jimat-Narca, Jimat-Niko, Jimat-Maman Yudhia, Jimat-Andik, Jimat-Dedi J, dan sederet kader PDIP lain.
Bisa juga tidak dukung Jimat. PDIP sering banyak kejutan. Apalagi jika hasil Pileg 2024 nanti, PDIP tidak lagi memiliki 10 kursi. Lain ceritanya.
Baca Juga:Gelar ‘Shop For Free’, BRImo Traktir 900 Nasabah Loyal se-IndonesiaJurus Sinergi Kebijakan Sektor Industri, Perdagangan, dan Investasi Diungkap Airlangga untuk Daya Saing Ekonomi Nasional
Tapi, Jimat-Akur punya gembok kesetiaan. Ibarat perjanjian batu tulis Mega-Prabowo. Tapi, nasib Mega-Prabowo juga…
Tapi, kursi PDIP bisa jadi kurang dari 10 kursi pada Pileg 14 Februari 2024 mendatang.
Tapi, kader PDIP belum ada yang sangat populer.
Tapi, jika elektabilitas Jimat 70 persen, bebas milih dengan siapa saja.
Tapi, PDIP bisa saja setuju Jimat-Akur jilid 2. Di Pilkada serentak 2020, PDIP-PKS bisa berkoalisi di 13 daerah.
“Kerjasama (koalisi) ini dibangun sesuai dengan sejarah Indonesia terbentuk,” kata Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menanggapi koalisi PDIP-PKS di daerah pada laman rmol.com.
Tapi, Kang Jimat tidak nyalon lagi. Sampai sekarang pun belum mengumumkan ke publik.
Begitu banyak tapi.
Jika Jimat meninggalkan Agus Masykur apa alasannya?
Survey elektabilitasnya masih nomor 2 tertinggi setelah Jimat. Yang lain menyusul di bawahnya. Begitu info yang saya terima.
Jika Agus ditinggalkan, akan banyak yang meminangnya. Elita Golkar, Farah PAN, bisa saja mengajak berkoalisi.
Baca Juga:Tinjau Pembangunan Underpass Dewi Sartika Depok, Ridwan Kamil: Insyaallah Akhir Tahun Selesai5 Pengakuan Bharada E Bawa Kasus Kematian Brigadir J Menuju Terang Benderang, Kuasa Hukum: Dalangnya akan Terungkap
Kang Agus, sudah cukup matang di politik. Inilah periode gemilangnya. Jejak karir politiknya nyaris tanpa cela. Selalu mulus.
2004 terpilih jadi anggota DPRD Subang sejak 2004.
2010 jadi Ketua DPD PKS.
2013 nyalon bupati, gagal.
2014 balik lagi ke DPRD, terpilih-menjadi Wakil Ketua DPRD Subang.
2018 nyalon wakil bupati, menang
2019 jadi Ketua DPD PKS.
Lulus kuliah 1996 dari IPB, berkarir di Texmaco, jadi asisten manager, jadi dosen, jadi legislator, jadi Wakil Bupati. Tercapai di usia 50 tahun. Selamat ulang tahun!
IPB pasti bangga, anak MIPA bangga, SMANSA pasti bangga.
Tapi jika Kang Jimat mau Jimat-Akur jilid 2, tinggal berani meng-endorse-nya saja ke partai lain. Termasuk ke PDIP. Supaya jadi koalisi merah-putih. Jika terjadi, akan ada sejarah baru.