Oleh :
1.Ninuk Dyah Ekowati, M.Pd.(Guru di SMAK St. Hendrikus, Surabaya)
2.Drs.Priyono,MSi (Dosen senior pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
IKM singkatan dari Implementasi Kurikulum Merdeka. Pengertian Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang dikenal sebagai pembelajaran yang memiliki metode pembelajaran yang beragam, lebih mengoptimalkan kompetensi terkait dengan materi atau konten yang memberi peserta didik cukup waktu untuk mengeksplorasi konsep dan memperkuat kemampuan siswa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) mengeluarkan kebijakan dalam pengembangan Kurikulum Merdeka yang diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan Kemendikburistek terkait kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran. Pemulihan tersebut hadir untuk menyelesaikan permasalahan di lapangan yaitu loss learning.
Baca Juga:Rekatkan Silaturrahim dan Sambut 17 Agustus, Warga Jayagiri Lembang Gelar Olahraga SepakbolaHeboh Gerbang Sekolah Disegel Ahli Waris, SDN Bunisari Kabupaten Bandung Barat Kini Dibuka Lagi
Loss learning diakibat pembelajaran online atau daring yang dilakukan karena kondisi pandemi COVID-19. Kondisi akibat pembelajaran online atau daring cukup signifikan. Berdasarkan https://www.suara.com/lifestyle/2021/10/13/220254/, hasil-survei-satu-tahun-pandemi-siswa-alami-learning-loss-yang-setara-dengan-6-bulan menyatakan bahwa learning loss yang dialami oleh para siswa sebesar 6 bulan. Waktu learning loss sebesar 6 bulan berarti sama dengan satu semester selama 2.5 tahun masa pandemi.
Pada masa Pandemi, pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menjadi satu-satunya kurikulum yang mengarahkan satuan pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menjadi kurikulum yang sempurna dan ideal untuk saat itu. Namun Kurikulum ini mengandung kelemahan saat terjadinya peristiwa Pandemi Covid -1 9. Kelemahan tersebut adalah terlalu banyaknya materi yang diberikan kepada siswa. Beberapa materi terlalu berat. Beban belajar siswa menjadi semakin besar dan berat. Hal ini berdampak pada terlalu tertinggalnya siswa yang berkemampuan rendah.
Materi yang padat dan berat. Loss learning selama 6 bulan, Survei yang menunjukkan bahwa dalam pembelajaran online atau daring sebesar 50% siswa yang kurang fokus. Sebesar 40% siswa menyatakan rasa santai, menjadi bukti bahwa dampak Pandemi Covid-19. Sederetan ketertinggalan kurikulum 2013 tersebut perlu dikejar untuk mempersiapkan anak didik. Tindakan penyiapan dibutuhkan agar anak didik siap menjadi warga masyarakat dan dunia kerja.
Kurikulum Merdeka menjadi angin segar dalam upaya perbaikan dan pemulihan pembelajaran. Kurikulum Merdeka sebagai solusi bagi semua satuan pendidikan yang mengalami loss learning. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa Kurikulum Merdeka merupakan obat dan sekaligus sebuah kekuatan untuk melakukan lompatan dari ketertinggalan proses pembelajaran yang telah terjadi.