Tepat tanggal 17 Agustus nanti ada tumpengan. Juga sajian makanan rendang dan minuman cendol dawet. Musiknya: dangdut.
Seberapa lama Tiongkok mampu membiayai latihan gabungan di sekitar Taiwan itu?
Bisa sangat lama. Dari segi biaya tidak seberapa–untuk ukuran Tiongkok. Dan lagi bukankah militer Tiongkok –Tentara Pembebasan Rakyat, PLA– tetap harus latihan setiap hari? Juga pakai biaya? Hanya kali ini lokasi latihannya saja yang dipindah. Biayanya juga dipindah. Mungkin hanya perlu ditambah sedikit.
Baca Juga:Gerak Cepat, Dharma Pertiwi dan BKKBN Tinjau Keluarga Berisiko Stunting di Jawa BaratKang Hengki Ingin Deklarasikan KBB Beauty Of Priangan Berskala Internasional
Tapi, bagi media, perang gaya terbaru ini tidak asyik. Tidak ada drama. Lebih asyik perang di Duren Tiga, Jakarta.
Taiwan mulai menyeru dunia internasional: agar ikut menghentikan cara Tiongkok latihan militer seperti itu. “Ini bagian dari persiapan untuk menyerang Taiwan secara militer,” ujar Menlu Taiwan kepada media internasional.
Tiongkok membantah tegas. Latihan ini, kata Menlu Tiongkok, transparan dan profesional. Semua pergerakan persenjataan bisa diikuti secara internasional. Bahwa latihan ini panjang, katanya, lantaran memang banyak sekali jenis latihannya. Banyak juga jenis senjata baru yang harus dicoba. Termasuk senjata anti kapal selam yang bisa terbang –saya belum pernah melihat videonya.
Amerika juga tidak percaya Tiongkok akan menyerang Taiwan. Setidaknya dalam dua tahun ke depan. Presiden Joe Biden tegas sekali mengatakan: Tiongkok tidak akan berbuat lebih jauh dari yang dilakukan sekarang.
Masalahnya, itu saja sudah membuat Taiwan terblokade. Di laut dan di udara. Hanya darat yang tidak –kebetulan tidak punya daratan yang terhubung dengan dunia luar.
“Latihan gabungan ini sengaja untuk merusak moral rakyat Taiwan,” ujar sang Menlu Taiwan.
Di Pilpres dua tahun lalu rakyat Taiwan memang mendukung Tsai Ing-wen. Kala itu Ing-wen diuntungkan oleh situasi Hong Kong yang lagi panas. Saya menghadiri kampanye-kampanye Ing-wen saat itu. Di Taipei. Banyak aktivis pro-demokrasi Hong Kong ikut kampanye Ing-wen. Lengkap dengan spanduk-spanduk dari Hongkong.
Kini Hongkong sudah selesai. Sudah sepenuhnya di tangan Beijing.
Baca Juga:Gerakan Guru dalam Implementasi Kurikulum MerdekaRekatkan Silaturrahim dan Sambut 17 Agustus, Warga Jayagiri Lembang Gelar Olahraga Sepakbola
Dua tahun lagi Pilpres lagi di Taiwan. Kali ini Tiongkok, tentu, tidak ingin Ing-wen menang lagi. Jangan-jangan latihan gabungan ini akan sampai menjelang Pilpres depan.