17 Agustusan adalah moment rakyat untuk berpartisipasi langsung, merayakan kemerdekaan. 17 Agustusan adalah kebersamaan, gotong royong, swadaya, swadana dan kebahagiaan bersama. Sesaat rakyat melupakan kesusahan yang dihadapi. Pun berbagai macam issu yang membanjiri media televisi dan media sosial. Rakyat fokus untuk memerdekaan diri dari himpitan hidup. Walau hanya dengan ikut lomba dalam kemeriahan 17 Agustusan. Untuk meraih ceria bersama. Tertawa bersama, seolah menjadi simbol kemerdekaan.
Merayakan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia bagi rakyat adalah pesta kebersamaan dan keceriaan 17 Agustusan. Rakyat bukan para cendikia yang pandai merangkai kata dan kalimat untuk menuliskan makna kemerdekaan. Bukan pula para politisi yang pandai bersilat lidah untuk menggoalkan tujuan dan meraih kuasa.
Makna kemerdekaan bagi rakyat sederhana. Kemanapun aman, mencari nafkah mudah, barang-barang tidak mahal, ibadah tenang, tak di bedakan dalam hal apapun, bahan bakar minyak (BBM) terjangkau, dengan tetangga dan keluarga harmonis, barokah hidup. Pembaca mau menambahkan lagi silahkan. Sebab isi kepala dan mau setiap orang beda-beda. Jadi sah saja memaknai kemerdekaan yang ke 77 ini berbeda.
Baca Juga:Nabila Maharani Hingga Kadinkes Subang Jadi Saksi Kasus Kerumunan Taman Anggur KukuluBRILiaN Young Leader Indonesia, Upaya BRI Ciptakan Talenta Unggul
Bahkan jika perlu makna kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ke 77 ini dimaknai, Indonesia bebas dari korupsi, bebas dari berbagai rekayasa; politik, sosial dan ekonomi, maju pendidikannya, beradab pemimpin dan rakyatnya, makmur, sejahtera, gemah ripah loh jinawi pun boleh. Atau merayakannya di dasar laut, di puncak gunung atau di angkasa hingga ke bulan pun boleh. Yang penting rakyat merdeka pikiran dan hatinya. Tak tertindas atau ditindas atau menindas siapapun dan apapun. (*)
OLEH: Kang Marbawi