ADA program baru. Namanya: Mencari Pemimpin Bersih, Transparan, dan Profesional. Pendaftaran sudah dibuka.
Kita memang perlu pemimpin yang BTP (bersih, transparan, profesional). Pemilik program ini tokoh bernama BTP –Basuki Tjahaja Purnama. Yang dulu sering dipanggil Ahok. Mantan gubernur DKI Jakarta itu.
“Pendaftarnya sudah lebih 1.000 orang,” ujar Tommy Tjiptadjaja, salah satu aktivis di Yayasan BTP.
Dari 1.000 pendaftar itu akan dipilih 150 orang. Disesuaikan dengan kapasitas pengajaran.
Baca Juga:Memuji Anak Berlebihan, Ternyata Bikin Anak Jadi CurangApa Saja Nutrisi untuk Ibu Menyusui? Ini 5 Rekomendasi Sumber Gizi untuk ASI, Busui Tak Perlu Repot Lagi
Mereka diseleksi lewat berbagai tes. Salah satu yang penting adalah menulis esai. Yakni esai tentang masyarakat lingkungan kota/kabupaten masing-masing. Lengkap dengan semua persoalannya dan cara menyelesaikannya.
Dari esai itu akan diketahui problem yang ada di lingkungan mereka. Lalu bagaimana cara melayani masyarakat tersebut. Dan akhirnya bisa benar-benar menyelesaikan persoalan masyarakat setempat.
Mereka yang sudah lulus seleksi akan ikut pendidikan khusus. Setiap Jumat malam. Jam 19.00. Lewat zoom. Selama 4 minggu.
Pengajarnya BTP sendiri. Selama 1,5 jam.
Di situlah BTP akan menguraikan prinsip-prinsip kepemimpinannya. “Prinsip beliau itu sederhana. Peduli rakyat sekitar,” ujar Tommy.
Prinsip yang lain adalah: harus memulai dari bawah. Jadilah anggota DPRD kota/kabupaten dulu. Lalu naik ke jenjang lebih tinggi.
BTP sendiri memulai dari anggota DPRD kabupaten Belitung. Lalu jadi bupati Belitung. Naik jadi anggota DPR Pusat. Lalu jadi wakil gubernur dan akhirnya gubernur DKI Jakarta.
Saat BTP menjadi bupati Belitung itulah daya tariknya mulai terlihat. Sampai-sampai rakyat Belitung yang Islamnya sangat religius bisa memilih BTP yang Tionghoa dan Kristen.
Baca Juga:Daftar Harga Shampoo Anti Ketombe yang Bagus dan Murah Dibawah Rp.50.000, Rambut Jadi FRESHCatatan Harian Dahlan Iskan: Pencacah Laksamana
Para mahasiswa Indonesia di Amerika pun mulai memperhatikannya. Khususnya mahasiswa yang tergabung dalam Fellowship Indonesian Christian in America.
Mereka mengundang Ahok –julukan BTP waktu itu– ke Chicago. BTP diminta ceramah di sana. Mereka lebih terkesan lagi.
“Kita perlu 1000 BTP. Dari suku dan agama apa pun,” ujar Tommy. Sayangnya, katanya, Ahok terlalu singkat memimpin Jakarta.
BTP memang tersandung masalah peka. Ia diadili. Dianggap menghina agama. Jaksa menuntut hukuman 1 tahun. Hakim memutuskan 2 tahun.
Setelah menjalani hukuman itu BTP mendapat tugas negara menjadi Komisaris Utama BUMN terbesar Indonesia: Pertamina. Sampai sekarang.