SUBANG-Wacana kenaikan BBM menuai pro kontra di tengah masyarakat. Termasuk di Kabupaten Subang. Para sopir angkutan umum di Subang megungkapkan keresahannya terkait wacaa kenaikan BBM tersebut.
Supir angkotan umum angkot Subang-Jalancagak, Mamat Rahmat menyebut, jika dia lebih setuju adanya pembatasan, daripada harus ada kenaikan BBM.
Dia juga mengaku sudah mulai mencari informasi terkaitan penggunaan aplikasi My Pertamina, terutama ke SPBU tempat mereka membeli BBM.
Baca Juga:Adegan Brigadir J Berlutut Mohon Ampun Terjawab di RekonstruksiSoal Pengolahan Limbah B3 di Subang, PT SHS Akan Patuhi Rekomendasi DPRD
“Ya kita sangat menolak dengan wacana itu, karena tahu sendiri lah, bagaimana keadaannya. Penumpang saja kita sudah sepi ditambah lagi dengan adanya wacana akan naik,” paparnya.
Kendati memang nantinya akan ada pemilahan, tidak berlaku untuk angkutan umum namun tetap dirinya tidak setuju.
“Katanya begitu kan, untuk angkutan umum tidak berlaku. Namun tetap saya tidak setuju, karena tetap akan dampaknya ke kita,” tambahnya.
Hal serupa juga dikatakan Tasmin seorang pengemudi ojek. Menurutnya, kini penumpang sepi dan penghasilannya sangat minim. Jika BBM naik, maka akan semakin memberatkan pengemudi ojek.
“Kurang setuju sekali. Alasannya, muatan sepi. Lagi susah. Penghasilan sama sekali kurang memuaskan,” imbuhnya.
Sopir angkutan umum dan pengemudi ojek berharap pemerintah dapat memenuhi permintaan mereka dengan tidak menaikan harga BBM subsidi.
“Kalau saya berharap pemerintah bisa mendengarkan lah keluhan kami ini, jangan sampai ujug-ujug saja naik,” tukasnya.(idr/vry)