BANDUNG-Tim dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB) memasang fasilitas mesin pengering untuk petani sayuran dan buah-buahan di Kampung Binong RT 01/11, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Mesin pengering sayuran dan buah-buahan itu hasil inovasi dari dosen dan mahasiswa ITB yang berkolaborasi dengan PT Aimtopindo Nuansa Kimia.
Fungsinya untuk membuat hasil panen sayuran maupun buah-buahan dari petani tidak cepat membusuk, tahan lama, dan menjadi produk yang punya nilai tambah.
Baca Juga:Terancam Diberhentikan, TKK Kabupaten Bandung Barat Pertanyakan Nasib, Mulai dari Honor hingga PendataanCatatan Harian Dahlan Iskan: Beras Manja
“Adanya mesin pengering ini maka petani di Desa Suntenjaya dapat menghasilkan produk yang lebih awet, tidak cepat busuk, dan hasil pertanian atau perkebunan mereka tidak tergantung pada cuaca,” kata Ketua Tim LPPM ITB Antonius Indarto, Rabu (7/9).
Menurutnya dengan kehadiran inovasi mesin pengering maka diharapkan bisa memajukan kesejahteraan petani sayur, buah, dan tanaman herbal di Kecamatan Lembang. Khususnya bagi petani yang tergabung dalam Asosiasi Petani Sayur, Buah, dan Tanaman Herbal Merdeka. Agar sayuran dan buah yang dihasilkan saat panen raya, sebagian dapat dikeringkan dan menjadi produk yang bernilai tambah.
Produk-produk kering tersebut memiliki waktu simpan yang lebih panjang sehingga mencegah pembusukan. Sehingga ketika panen raya di mana harga komoditas pertanian dan perkebunan anjlok atau sulit terjual. Melalui proses pengeringan maka nilai ekonomi produk akan meningkat sehingga para petani dapat memperoleh penghasilan tambahan.
“Nantinya produk buah-buauan, sayuran, dan umbi-umbian bisa dikeringkan agar tahan lama tapi tidak mengurangi dari kandungan nutrisi vitaminnya. Malah menjadi produl yang punya nilai jual lebih tinggi,” kata pria yang juga Ketua Program Studi Sarjana Teknik Bioenergi dan Kemurgi ITB ini.
Ketua Kelompok Keahlian Teknologi Pengolahan Biomassa dan Pangan ITB, Prof Lienda A. Handojo menambahkan, mesin pengering ini diciptakan dengan pendekatan multidisiplin ilmu dan memperhitungkan berbagai aspek.
“Suhu mesin pengeringan diatur tidak terlalu tinggi agar kualitas pangan tetap terjaga namun efisiensi energi juga terjaga agar biaya pengeringan tidak terlalu tinggi,” imbuhnya.
Di tempat yang sama Ketua Asosiasi Petani Sayur, Buah, dan Tanaman Herbal Merdeka, Nandang Kosim mengaku, sangat terbantu dengan adanya lemari pengering buah, sayur dan umbi ini.