Tapi sebagai ”orang luar” Harry tetap tidak bisa ikut dalam rombongan keluarga. Yakni ketika mereka naik pesawat angkatan udara menuju Istana Balmoral. Pagi itu, Kami pagi lalu, Ratu dikabarkan dalam keadaan kritis. Keluarga kerajaan harus segera ke Balmoral. Pangeran Charles, istri, dan adiknya pun meninggalkan London. Dengan pesawat AU. Menuju Balmoral di Skotlandia. Di sana mereka menunggui detik-detik akhir kematian sang Ratu.
Sebagai cucu yang paling dicintai, entah bagaimana, hari itu Harry kok sedang berada di Inggris. Ia juga tahu kondisi sang nenek yang lagi kritis. Ia mencari pesawat sendiri. Yakni pesawat swasta yang bisa dicarter. Ia tidak berhak lagi minta bantuan angkatan udara.
Ketika Harry sampai di Balmoral, Ratu telah pergi. Malam itu ia di sana. Tapi pagi-pagi Harry harus kembali ke London. Ia merasa tidak pada tempatnya kalau terlihat bersama keluarga kerajaan di samping jenazah sang Ratu.
Baca Juga:Catatan Harian Dahlan Iskan: Tinta ElizabethRehab Drainase di Karawang Timur, Dinas PUPR Targetkan Selesai Tahun Depan
Di bandara Aberdeen, dekat Balmoral, Harry terkena jepretan kamera. Rupanya ada wartawan yang mengincarnya ke mana pun ia pergi. Di bandara itu, saat akan menuju pesawat, Harry terlihat memegang pundak petugas bandara. Agak lama. Ia mengucapkan terima kasih karena si petugas menyampaikan belasungkawa pada Harry. Kecintaan rakyat pada Harry terlihat sangat tinggi. Sikap pribadi Harry kelihatannya sudah sangat Amerika. Tidak terlihat lagi feodalnya.
Tentu yang pertama akan menjadi pewaris kerajaan berikutnya adalah Pangeran William, kakak Harry. William juga tidak kalah dicintai. Bahkan banyak yang berharap Charles tidak perlu naik takhta. Langsung saja ke William.
Tentu tidak bisa. Charles sudah lama antre. Baru di umur 73 tahun ia berhasil menjadi raja.
Yang jelas, status Harry kini tetap naik: menjadi pangeran. Bisa-bisa ia juga menjadi Raja bila mana ada takdir –sang kakak berhalangan tetap. Bahkan dua anak Harry-Meghan pun bisa punya nasib menuju takhta.
Ratu telah meninggal dunia. Hiduplah sang Raja. Selamanya.
Tentu kalau kerajaan Inggris akan tetap ada. Sistem itu sudah terbukti sakti. Selama hampir 1.000 tahun. Kerajaan yang tanpa mengesampingkan esensi demokrasi. Termasuk mampu menyejahterakan rakyatnya dan memajukan negaranya.