KETIKA Azwar Anas dilantik jadi Menpan RB -anda sudah tahu kepanjangannya- saya langsung teringat perjalanan karir politiknya yang di-buku-kan. Yang dipuji Profesor Rhenald Kasali.
Azwar Anas pernah menjadi Bupati Banyuwangi, dua periode. Tahun 2010 hingga 2021. Selama memimpin Banyuwangi membuat para kepala daerah di Indonesia iri. Banjir pujian dan penghargaan.
Jadi contoh kepala daerah tingkat nasional. Banyuwangi disulap habis-habisan. Memgubah stigma ‘kota santet’ jadi kota internet. Semua desa terkoneksi jaringan internet fiber optik.
Baca Juga:BRI Terbangkan Aksesoris Fesyen Daur Ulang ke Pasar Tong Tong BelandaBeredar Link Palsu Kenaikan Tarif Transaksi, Nasabah Bank Diimbau Waspada dan Terapkan Langkah Ini
Banyuwangi juga dikenal karena beragam festival budaya yang fenomenal. Semua dinas adalah ‘dinas pariwisata’. Semua fasilitas publik adalah tempat wisata. Pasar tradisional saja jadi wisata pasar. Tapi tidak ada wisata pasar bekas kebakaran. Seperti pasar di Kabupaten S yang terus dibiarkan.
Apalagi tempat wisata. Ditata makin indah. Jalannya dibangun. Pembangunan hotel dibatasi. Homestay yang diperbanyak. Supaya warga sekitar wisata punya pendapatan. Coba kita renungkan, ada benarnya apa pun bisa disulap jadi wisata. Apa pum bisa dibuat festival.
Saking banyaknya festival di Banyuwangi, tahta Kota Jogja sebagai kota budaya, sempat kalah pamor. Puncaknya Banyuwangi dinobatkan PBB sebagai daerah dengan inovasi wisata terbaik dunia di Spanyol, Madrid, tahun 2016.
Gambar tarian Gandrung dan Kawah Ijen Banyuwangi pernah menghiasi bus Kota Berlin di tahun 2019. Selama gelaran perdagangan wisata internasional. Bonus promosi dari PBB.
Apakah dengan beragam festival dan menyulap apapun jadi objek wisata menaikan pendapatan daerah? Itu sudah pasti.
Di tahun 2017 PAD Banyuwangi hanya Rp388 miliar, sedangkan di tahun berikutnya Bupati Azwar Annas berani menaikkan target menjadi Rp527 miliar. Lompatan tajam.
Banyak uang yang masuk. Investasi melonjak tajam. Pasar rame, hotel penuh, pedagang laris, pendapatan jasa melonjak. Akhirnya pendapatan perkapita warga Banyuwangi juga naik tajam.
Baca Juga:Dorong Investasi, BRI Sukseskan Penjualan SR017 Hingga ke JayapuraUlang Tahun Ke-21 Partai Demokrat, DPC Demokrat Subang Potong Tumpeng
Kemiskinan merosot. Saat Anas pertama menjabat kemiskinan di angka 20 persen berhasil turun ke angka 7 persen di akhir masa jabatannya. Jauh di bawah angka kemiskinan nasional sekalipun.
Hingga sekarang, setelah Banyuwangi dipimpin istrinya Ipuk Fies Fiestiandani angka kinerja Pemkab Banyuwangi terus begitu. Selalu mencapai target. Bahkan surplus.