AWALNYA saya mau menulis soal peretasan data. Yang lagi ramai itu. Tapi saya tidak tahu banyak dunia itu. Saya ingin menelepon seseorang. Tidak untuk wawancara. Hanya untuk belajar: apa itu hacking.
Sering sekali saya belajar dulu kepada seseorang sebelum melakukan wawancara. Itu juga yang saya ajarkan kepada wartawan baru. Sejak dulu. Pun sampai sekarang.
Saya pun ingat nama Shinta. Mungkin dia bisa mengajari saya: apa itu hack, siapa mereka, tujuannya ke mana, harus punya keahlian apa. Shanti saya anggap ahli di bidang IT. Sejak dulu.
Ternyata meleset.
Baca Juga:Didampingi Guru dan Kepala Sekolah, Siswa SD Pasawahan Kidul Purwakarta Belajar Membuat Pestisida AlamiSepakati Kerjasama Pelayanan, Baznas dan Kantor Pos Kabupaten Purwakarta Tekan MoU
“Maafkan bapak, saya tidak ahli hack, tidak pernah melakukan dan tidak tahu banyak,” ujarnyi. “Sekarang saya bergerak di platform start up. Juga di bidang gaming,” tambahnyi.
Saya pun mengurungkan niat menulis soal Bjorka. Toh yang ia bocorkan tidak ada yang sangat menarik. Isinya hanya nama, alamat, nomor telepon, dan status vaksinasi para tokoh. Memang ada sedikit yang gawat: nomor NIK. Bagaimana bisa nomor NIK jadi dagangan bebas seperti itu.
Bjorka tidak menampilkan info tokoh siapa melakukan apa. Tidak seperti Wikileak yang menghebohkan itu.
Kalau toh ada info nakal dari Bjorka, hanya sedikit. Juga belum tentu benar. Misalnya Luhut Pandjaitan ternyata belum pernah booster. Demikian juga Erick Thohir. Tapi saya meragukan info itu. Apa sih sulitnya booster sampai tokoh sentral seperti Luhut tidak melakukannya. Rasanya mustahil.
“Dari bahasa Inggrisnya terlihat Bjorka itu orang Indonesia,” ujar Praginanto, mantan redaktur TEMPO yang aktif di medsos. “Bahasa Inggris orang Barat asli tidak seperti itu,” ujar mantan wartawan Nikkei Jepang itu.
“Mungkin juga orang dari Eropa Timur. Atau orang kita yang tinggal di Eropa Timur,” ujar Praginanto.
Itu terlihat dari emosi Bjorka. Kelihatan sekali ia seperti punya dendam yang berat kepada negara ini. “Kayaknya kakek atau ayahnya pernah jadi korban kekejaman di zaman awal Orde Baru,” katanya.
Baca Juga:Dampak Hujan Deras Minggu Sore, Warga Cikahuripan Lembang MengungsiCatatan Harian Dahlan Iskan: Petir Politik
Bocoran dari Bjorka juga tidak baru. Kan sudah sering ada bocoran seperti itu. Termasuk begitu banyak tawaran di bidang keuangan. Kok bisa tahu identitas yang ditawari.