PURWAKARTA-Keputusan pemerintah yang menaikkan harga BBM terus berdampak luas. Kali ini datang dari dunia pendidikan, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memiliki jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) dan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM).
Seperti yang dialami SMK Taruna Sakti (Tasa) Purwakarta yang menyelenggarakan kedua jurusan tersebut yang berlokasi di Desa Mulyamekar, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta.
Kepala Sekolah SMK Taruna Sakti Purwakarta Yayang Gilang Sonjaya menyebutkan, kenaikan harga BBM berdampak pula terhadap praktik di SMK, khususnya untuk kelas jurusan TKRO dan TBSM.
Baca Juga:Fenomena Pencatutan Nama Warga oleh Parpol, Silahkan Adukan ke KPU dan BawasluTingkatkan Keterampilan Kerja, Keysha Kitchen Subang Jadi Contoh UMKM dan Kelompok Tani
“Kedua jurusan tersebut membutuhkan BBM sebagai penunjang kelangsungan praktik siswa. Di mana, dalam setiap praktiknya bisa menghabiskan dua liter BBM jenis pertalite maupun pertamax,” kata Gilang kepada wartawan, Kamis (15/9).
Sehingga, sambungnya, dalam kurun waktu sebulan, dengan 25 hari sekolah, maka sekolah harus mengeluarkan biaya untuk membeli BBM sebesar Rp500 ribu. Bandingkan sebelum ada kenaikan BBM, yakni Rp350 ribu. “Cukup jauh perbedaannya,” ujar Gilang.
Pantauan di lokasi, tampak para siswa jurusan TKRO tengah melakukan praktik. Di mana, salah satunya menggunakan mesin berbahan bakar pertalite sebagai penunjang praktik. Mereka tetap semangat melaksanakan praktik meski harga BBM naik.
Salah seorang siswa, Fahmi Trisna Suwandi, mengakui jika kenaikan BBM juga berimbas kepada uang sakunya.
“Ongkos kendaraan umum sudah naik. Pun bagi siswa yang kerap menggunakan sepeda motor ke sekolah. Jadi terpaksa meminta tambahan uang saku kepada orang tua,” ucapnya.(add/sep)