oleh
Margareta D ,SPd ( Guru SMAN 1 Muntilan,Jateng )
Sampah
Apakah manusia mengerti?
Alamku menangis meraung dengan kejamnya engkau kotori
Berbagai macam limbah rela kalian hempaskan
Asal seenaknya membuang dari yang kecil tak tersadarkan
 Apakah kau peduli?
Terbiarkan yang busuk ini terus menghampiri?
Dengan nyaman di air kotor mengalir dan menggenangi
Suara lalat jahat  menghantui
Apa kalian tidak rindu?
Oleh alam yang indah nan syahdu
Bagaimana cara membayar rindu?
Kalau hatimu tetap membeku.
Puisi di atas mengawali artikel ini dengan tujuan agar manusia selalu  menjaga dan merawat bumi yang indah ini agar bumi tidak rusak dan tercemar oleh sampah  yang setiap harinya terus bertambah dan menggunung. Sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan tidak lagi ada membuang sampah sembarangan yang bisa menyebabkan rusaknya lingkungan. Sampah selalu kita temukan mengotori lingkungan di sekitar kita. Maka wajar karena hal itu seringkali sampah menjadi masalah lingkungan yang serius harus ditangani. Sampah bisa membuat suasana nyaman menjadi rusak seketika karena bau sampah yang menyengat. Walaupun sampah jelas-jelas membuat lingkungan tidak nyaman tetapi anehnya kesadaran kita terhadap lingkungan masih jauh dari cukup.
Baca Juga:Gelar NextDev 2022 di Bandung, Telkomsel Perkuat Fundamental Startup Digital di Tanah AirTegaskan Eksistensi sebagai Wadah bagi Para MC, KPAP Purwakarta Tingkatkan Kapabilitas Anggota
Masih banyak di antara kita yang tidak memperhatikan membuang sampah pada tempatnya. Mereka baru menyadari pentingnya membuang sampah secara disiplin, ketika mulai banyak rusaknya lingkungan diakibatkan oleh sampah yang menumpuk bahkan sampah yang sangat susah terurai dan membutuhkan waktu yang sangat lama agar bisa terurai. Sampah plastik contohnya, sampah yang terlihat hambir di berbagai wilayah dengan kapasitas yang cukup banyak. Plastik merupakan polimer yang akrab ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya, sebagian besar akan menjadi sampah dan berakhir di laut. “Rasio jumlah plastik terhadap ikan di laut pada 2025 adalah 1:3. Akan tetapi, pada 2050 diperkirakan jumlah sampah akan lebih banyak dibandingkan jumlah ikan di laut.
Sampah plastik tidak hanya mengancam kesehatan manusia, tetapi juga memengaruhi perubahan iklim dunia, sehingga United Nations kini menyatakan deklarasi perang terhadap sampah plastik. Inilah sebetulnya momen yang bisa kita bersama lakukan demi keberlangsungan kehidupan di planet biru kita ini, dengan bersama sama mengkampayekan dan melakukan aksi nyata guna memerangi sampah plastik. “ Dengan mengurangi atau menzerokan sampah plastik berarti kita sudah memperpanjang umur bumi kita, memperpanjang umur manusia dan makhluk hidupnya, kegiatan yang harus selalu digerakkan secara simultan dan gerakan bersama. Sehingga waktu yang sangat tepat dan sangat urgen untuk mewujudkan: Save our earth with say no to plastic and make our earth authentic. Mulai dari yang kecil di sekitar kita, mulai dari diri kita sendiri, mulai sekarang juga untuk meningkatkan kesadaran yang tinggi ikut mengamankan bumi kita dengan membuang sampah pada tempatnya, dengan mengurangi memproduksi sampah plastik agar lingkungan kita menjadi sehat dan dan alam yang indah dan syahdu.(*)