Kebangkrutan itu bisa terjadi karena baik akhlak pemimpin maupun rakyatnya setali tiga uang alias sama saja. Betapa pentingnya peran akhlak manusia penghuni bumi , bila akhlaknya baik in syaa Allah apa yang dikerjakan juga baik, begitu juga sebaliknya. Bila pemimpinnya suka berkata tidak jujur, suka mengadu domba, suka korupsi maka rakyatnyapun akan mmengikutinya sehingga korupsi bukan lagi personal tapi sudah membudaya dan melembaga sehingga sulit dicari solusinya. Oleh karena itu mencintai Nabi artinya sedapat mungkin mencontoh apa yang telah dilakukan Nabi semampunya baik dalam kontek hubungan manusia dengan Allah atau ibadah maupun hubungan sesama makhluk Allah atau muamalah.
Bukankah masalah manusia itu jantungnya hanya satu, yaitu: masalah akhlak. Indonesia kini bukan sedang krisis ekonomi, bukan krisis politik, atau yang lain. Tapi kita sedang mengalami krisis akhlak. Korupsi yang menggurita dan terjadi di segala bidang, memberitakan yang tidak benar alias bohong , itu merupakan indikator bahwa akhlaknya yang sakit. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa ada laki laki bertanya pada Rosul, Wahai Rosul ada tetangga saya yang rajin sholat, puasa dan sedekah tapi lisannya suka menyakiti tetangganya, Bagaimana Rosul dan Rosulpun menjawab : dia berada di neraka. Jadi mengerjakan sholat tanpa menegakkan sholat atau tanpa berdampak pada akhlaknya maka dia akan celaka. Saat Rosul menjadi Imam sholat dan ketika sedang sujud kemudian cucunya naik di punggungnya maka Rosul tidak bergegas berdiri tapi demi keselamatan cucunya , beliau tunda sampai cucu meninggalkan punggungnya baru berdiri. Ini artinya Rosul memperhatikan keselamatan manusia di saat beliau berkomunikasi dengan Tuhannya. Ini pelajaran yang harus ditiru oleh umatnya.
Membiasakan meniru perilaku Nabi mulai dari sesuatu yang kecil bila sudah terbiasa akan menjadi habid yang terus menerus dilakukan dan tentu ada dasarnya, dilakukan dengan ikhlas dan diresapi makna serta manfaatnya. Dibalik apa yang disampaikan dan dilakukan Nabi pasti ada maknanya. Meniru bagaimana beliau berucap, beliau melaksanakan sholat, melakukan ibadah umum ataupun khusus sampai berinteraksi dengan para sahabat dan masyarakat luas, menjadi sebuah tuntutan dan tuntunan bagi umat islam. Mencintai Rosul dengan cara melakukan sunahnya, memperbanyak sholawat, mencinatai keluarga, sahabat dan umat, mempelajari shirah nabawiyah dan banyak berdoa. Saat memperingati maulud nabi adalah moment yang penting untuk menunjukkan kualitas kecintaan kita kepada Nabi, orang yang memberi dan menjadi teladan bagi kita dan nanti akan kita tunggu safaatnya di hari akhir atas izin Allah.(*)