Oleh
Sukami ( Guru Geografi dan kepala sekolah SMAN 11 Purworejo,Jateng )
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup dan tumbuhnya anak-anak dengan tujuan untuk mengarahkan segala kekuatan kodrat agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Sedangkan tujuan Pendidikan Nasional dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bertugas untuk mewujudkan tujuan pendidikan, justru hanya menitikberatkan pada kecerdasan intelektual. Padahal untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab,” maka seorang manusia selain dibekali kecerdasan intelektual juga harus dibekali dengan kecerdasan social emosional dan spiritual.
Baca Juga:Angka Stunting Tinggi, BKKBN Dukung Edukasi ke MasyarakatCatatan Harian Dahlan Iskan: Siti Jenar
Oleh sebab itu sekolah dapat mengembangkan berbagai program yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai kecerdasan tersebut. Saat ini dengan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan selama 5 hari kerja di tingkat Sekolah Menengah Atas, anak-anak berada di sekolah selama 8,5 jam sejak jam 07.00 pagi sampai 15.30 sore. Selama rentang waktu tersebut peserta didik hanya dijejali dengan berbagai kegiatan dan mata pelajaran yang lebih banyak menekankan pada kecerdasan intelektual. Oleh karena itu SMA N 11 Purworejo mengupayakan agar selama rentang waktu tersebut dapat memupuk kecerdasan spiritual melalui berbagai kegiatan pembiasaan yang terintegrasi di sekolah ada ada keseimbangan antara kecerdasan keduanya.
Berbagai kegiatan tersebut, diawali pada pagi hari sebelum kegiatan pembelajaran dengan pembacaan kitab suci Al Quran yang dilaksanakan setiap hari Selasa sampai Kamis dan bagi peserta didik yang beragama selain Islam dipersilahkan membaca kitab sucinya masing-masing, selama 10 menit. Guru yang mengajar pada jam pertama membersamai kegiatan tersebut, dan diakhir kegiatan menuliskan surat serta ayat yang dibaca di kelas tersebut pada Jurnal Tadarus atau Jurnal Pembacaan Kitab Suci. Kegiatan pemupukan kecerdasan spriritual ini masih berlanjut, dimana pada saat istirahat pertama, yaitu pada jam 10.00 s/d 10.15 dilaksanakan shalat dhuha bersama.