SUBANG-Inisiasi event Subang Investment Summit mendapat apresiasi dari kalangan akandemisi. Melengkapi event tersebut, Penasehat Investasi Kabupaten Subang sekaligus Kepala LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sutaatmadja (STIESA) Gugyh Susandi akan menginisiasi kolaborasi riset.
Nantinya, kolaborasi riset tersebut bisa dimotori oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan berkolaborasi dengan sejumlah kampus di Subang yaitu STIESA, UNSUB dan POLSUB. Kolaborasi riset ini akan melengkapi kebutuhan pelaku usaha maupun industri dalam inovasi.
Sebab menurut Gugyh, berkembangnya suatu kota menjadi pusat jasa dan industri harus dibarengi dengan kebangkitan kalangan intelektualnya. Baik dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakatnya.
Baca Juga:Maksimalkan Layanan Digital, BJB Cabang Subang Mitra Strategis BUMD dan BUMNBJB Cabang Subang Dukung Penuh Acara Coffee Morning Bisnis yang Digelar Pasundan Institute
“Sebuah konsekuensi logis perkembangan pusat kota jasa dan industri harus dibarengi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusianya (SDM). Tidaklah mengherankan di kota-kota pusat jasa dan industri di Dunia maka hadir pula universitas dan lembaga riset yang mendapat pengakuan internasional,” ujar Gugyh.
Ia menjelaskan, sistem inovasi dapat diwujudkan oleh elemen Pentahelix (ABGCM) dalam suatu pola hubungan kontributif yang meniscayakan take and give dari semua pihak. Guna menghasilkan buah karya suatu inovasi baik di level sumber daya fisik ataupun sumber daya konseptual.
Dengan kata lain, lanjutnya, suatu ekosistem investasi sangat erat kaitannya dengan ekosistem kreativitas dan inovasi yang dibentuk oleh elemen ABGCM secara bertahap dan berkelanjutan.
Kolaborasi BRIN TTG, STIESA, UNSUB, POLSUB dalam menciptakan support sistem pengetahuan dan teknologi sekaligus support sistem sumber daya manusia sangat penting.
“Dengan sendirinya akan melengkapi suksesi dan kredibilitas dari event Subang Investment Summit 7-8 Desember 2022 dalam waktu dekat ini,” paparnya.
Ia menjelaskan, di antara output dan outcome yang dihasilkan oleh kontribusi kalangan akademik baik universitas ataupun lembaga riset adalah penyiapan SDM. Harus kompatibel dengan kebutuhan dunia usaha dunia industri, alih teknologi industri ke dunia kumkm dan ekraf. Selain itu perlu jasa pengembangan komunitas, riset-riset rekayasa teknik dan sosial dalam membentuk model solusi permasalahan bisnis.
Diperlukan juga diseminasi informasi sampai ke akar rumput, katalisator paten dan hak kekayaan intelektual sebagai human capital bersama milik dunia bisnis dan dunia akademik serta lainnya.(red)