Tentu Biden-Jinping menjadi bintang utama. Tiga jam mereka baku dapa kali pertama sebagai sesama presiden. Pun masing-masing sudah menyampaikan garis merah yang tidak boleh saling dilewati.
Biden tampak sekali menekankan: dalam hal Taiwan tidak ada perubahan sikap lama Amerika. Dan itu sudah dipegang puluhan tahun: hanya mengakui satu China, tapi melindungi Taiwan secara militer.
Yang dikhawatirkan Tiongkok adalah: Amerika akan mengakui Taiwan sebagai negara merdeka. Berarti akan ada dua China.
Baca Juga:Subang Menuju Kota Industri, Diperlukan Kolaborasi Riset Lembaga AkademikMaksimalkan Layanan Digital, BJB Cabang Subang Mitra Strategis BUMD dan BUMN
Jaminan Biden itu kelihatannya dianggap cukup. Yang penting Taiwan tidak merdeka. Berarti Tiongkok harus bekerja keras agar bisa membuat Taiwan kembali ke Tiongkok secara damai. Atau sekalian memancing Taiwan agar menyatakan diri merdeka, agar ada alasan menyerbunya.
Tapi di zaman ini tidak seharusnya ada lagi perang.
Yang menggembirakan: keduanya sepakat pertemuan di Bali itu diteruskan dengan kunjungan tingkat menteri. Biden segera mengirim menlunya ke Beijing. Demikian juga sebaliknya, Jinping.
“Tidak akan ada lagi perang dingin di zaman ini. Apalagi perang panas,” ujar Biden.
JABAT TANGAN plus senyum diperlihatkan Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping saat pertemuan bilateral di Nusa Dua, Bali, 14 November 2022.-Saul Leob-Harian Disway-Harian Disway
JABAT TANGAN plus senyum diperlihatkan Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping saat pertemuan bilateral di Nusa Dua, Bali, 14 November 2022.-Saul Leob-Harian Disway-Harian Disway
Yang Biden juga tegaskan ke Jinping adalah soal Korea Utara. Agar Tiongkok mengerem Kim Jong-un. Hanya Tiongkok yang bisa mengendalikannya. Secara tidak langsung Biden bilang begitu.
Tiongkok kelihatannya memang menggunakan Jong-un untuk melampiaskan kekecewaannya pada Amerika. Khususnya soal pemasangan alat pengintai terbesar di Korsel. Yang sampai bisa mengawasi Tiongkok. Biden mengatakan, itu untuk mengawasi Korea Utara. Amerika harus melakukan itu untuk melindungi sekutunya: Korsel dan Jepang.
Rasanya Biden juga minta Jinping untuk berperan mengakhiri perang di Ukraina. Mungkin saja bisa. Yang sulit adalah mencarikan alasan agar Rusia mundur dari Ukraina.
Baca Juga:BJB Cabang Subang Dukung Penuh Acara Coffee Morning Bisnis yang Digelar Pasundan InstituteDi KTT COP27 PLN Paparkan Strategi Pembiayaan Wujudkan Transisi Energi di Indonesia
Apakah mungkin dicarikan komitmen dari Barat: Ukraina tidak akan diterima menjadi anggota NATO. Ini cukup alasan bagi Rusia untuk mengakhiri perang. Sedang pengeluaran bantuan untuk perang bisa diabadikan untuk pembangunan ekonomi Ukraina.