TOP! Mengagumkan! Mengesankan!
Itulah kesimpulan saya menyaksikan Gala Dinner G20 di Bali kemarin malam. Sempurna. Gabungan naturalis dengan digitalis. Anggun, megah, indah: jadi satu.
Dan hebatnya: tidak hujan. Padahal tidak terlihat ada pawang yang mondar-mandir di situ. Atau ada?
Setting acaranya padat. Hanya tiga show. Tapi formatnya bisa memungkinkan banyak tokoh go mingle. Formal tapi cair.
Baca Juga:Catatan Harian Dahlan Iskan: Bintang-BintangSubang Menuju Kota Industri, Diperlukan Kolaborasi Riset Lembaga Akademik
Proses kedatangan tamu negara yang berjarak tiga menit, membuat mereka yang datang lebih awal bisa banyak punya waktu saling mendatangi atau didatangi.
Mantan Presiden SBY tampak sempat asyik dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Di akhir acara terlihat pula Presiden Jokowi didatangi banyak kepala negara. Ngobrol santai. Memuji. Mengagumi.
Bahkan Presiden Xi Jinping dari Tiongkok begitu lama berbincang dengan Jokowi. Jinping juga begitu lama ngobrol dengan Perdana Menteri India Narendra Modi. Santai. Informal. Padahal kesan yang muncul di media selama ini, keduanya sangat dingin.
Format makan malam itu disiapkan sangat sempurna. Para kepala pemerintahan duduk dalam format letter U. Di tengah U itu ternyata arena show. Di mulut U itu tangga trap lebar yang tinggi. Dari tangga itulah para artis turun menuju arena. Mereka seperti turun dari langit.
Permainan lampu dan cahayanya mengagumkan. ”Dinding” kanan kiri itu jadi screen raksasa. Padahal itu irisan bukit batu. ”Screen” tersebut memang tidak terlihat cling, tapi justru menimbulkan kesan natural yang luar biasa. Cahaya-cahaya laser yang menyorot dari samping-atas pun menjadi seperti plafon cahaya yang tinggi.
Peran MC yang digantikan sosok kartun di ”Screen Batu” membuat acara Gala Dinner G20 ini berjalan mengalir seperti tanpa ada yang memutus.
Tiga show malam itu membuat pertunjukan tersebut seperti multi dimensi. Tari, teater, nyanyi diramu dalam satu kemasan indah. Tari dan lagu dari berbagai daerah ditampilkan bersama secara kolosal dalam tema kembali ke alam. Saya memuji rancangan pakaian tari Dayak, Burung Enggang, yang jatuhnya menjadi sangat berkelas dan anggun.
Baca Juga:Maksimalkan Layanan Digital, BJB Cabang Subang Mitra Strategis BUMD dan BUMNBJB Cabang Subang Dukung Penuh Acara Coffee Morning Bisnis yang Digelar Pasundan Institute
Tentu yang menjadi gongnya adalah show ketiga: tampilnya Hip Hop cilik dari kota So-e, pedalaman Timor. Mereka adalah Aldo, Charlos, dan Reven. Mereka berkolaborasi dengan penyanyi dari pulau kecil di NTT, pulau Alor, Andmesh Kamaleng.