Melalui kegiatan lesson study, lanjut dia, simulasi pembelajaran dilakukan dalam suasana konkret dan alamiah dengan tanpa kemasan. Kegiatan ini akan membiasakan para guru bekerja secara kolektif.
“Berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh setiap guru dapat dijadikan bahan kajian bersama, sehingga pada akhirnya akan ditemukan solusi terbaik guna penyusunan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Solusi terbaik inilah yang menjadi landasan dan tindak lanjut guru dalam melaksanaan pembelajaran di kelas mereka masing-masing,” paparnya.
Dalam pelaksanaan lesson study terdapat tiga tahapan yang harus dilalui oleh para pelaksananya.
Baca Juga:Dinas Pendidikan Dorong Penerapan Kurikulum Merdeka di 2023Dorong Ketahanan Pangan, Pemkab Bandung Barat Bantu 1.000 Bibit Ikan Lele ke Setiap Pondok Pesantren
Tahapan awal dari kegiatan ini adalah penyusunan perencanaan (plan). Dilanjutkan dengan pelaksanaan (do) pembelajaran berdasarkan perencaan yang disusun. Kegiatan diakhiri dengan refleksi (see) untuk melihat kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran.
Ketiga tahapan tersebut menjadi siklus yang harus dilakukan sehingga pada akhirnya melahirkan hasil yang sesuai dengan target capaian pembelajaran.
“Kegiatan lesson study bisa berlangsung dalam dua siklus ataupun lebih. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan lesson study adalah pembentukan kelompok lesson study, pemokusan program lesson study, penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan dibarengi observasi oleh seluruh anggota kelompok lesson study, pelaksanaan refleksi dan analisis proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta perencanaan pembelajaran untuk siklus selanjutnya,” ungkapnya.
Selain itu, Lesson study dapat dalam kelompok kecil, maupun kelompok besar. Lesson study dilakukan dengan basis sekolah ataupun dengan basis komutitas guru, seperti Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).Â
“Lesson study berbasis sekolah termasuk lebih mudah dilakukan karena jumlah peserta relatif sedikit. Kendalanya terkait dengan heterogenitas penugasan guru pada beberapa mata pelajara untuk jenjang SMP dan SMA, atau pada kelas yang berbeda untuk jenjang SD,” ujarnya.
Adapun pelaksanaan lesson study berbasis sekolah atau berbasis KKG dan MGMP dimungkinkan menjadi langkah alternatif yang dapat diimplementasikan, sehingga guru menjadi sosok pengantar siswa menjadi output yang siap menghadapi tantangan kehidupan kekinian dan kemasadepanan dengan kepemilikan kecakapan abad ke-21.(sep)