Salah satu hal yang terpenting dalam melaksanakan pendidikan adalah orang tua. Kasus yang terheboh tentang penganiayaan hingga kurban koma, pelaku merasa tidak takut untuk dilaporkan karena merasa orang tuanya mempunyai jabatan yang tinggi dan kekayaan. Masalah ini, juga memberikan sentuhan gambaran mengecewakan relasi orang tua dan anak. Hubungan antara orang tua dan anak, keluar dari konsep pendidikan. Peranan orang tua seharusnya mengajarkan norma yang berlaku. Norma tersebut adalah norma yang berlaku di rumah, berlaku di masyarakat, norma pertemanan, norma agama, norma sosial bahkan jika perlu orang tua memberikan gambaran kepada anak mengenai norma hukum yang berlaku. Norma ini perlu diberikan sebagai pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi. Peranan orang tua, dengan melakukan penghayatan nilai-nilai Ki Hajar Dewantara dalam mendidik anak, akan menguatkan internalisasi nilai dan norma pada anak. Model pendidikan orang tua pada anak seperti hal ini, dapat meminimalisir terjadinya kenakalan dan bahkan kriminalitas dari anak, bahkan diharapkan seorang anak “Mikul dhuwur mendhem jero” yang artinya anak dapat membanggakan orang tua, dan tidak “Anak polah Bapa kepradah” yang artinya perbuatan anak akan menyusahkan orang tua.
Mac Iver, menyatakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, wewenang, dan kerjasama antara bebagai kelompok dan penggolongan, serta pengawasan tingkah laku dan kebiasaan manusia. Berdasarkan pendapat Mac Iver tersebut, masyarakat mempunyai peranan dan sekaligus tugas untuk membantu setiap anggotanya. Dimensi sosial sangat mempengaruhi pemahaman hidup bermasyarakat. Namun, dalam masa globalisasi, fungsi masyarakat semakin menipis karena kecenderungan individualis. Oleh sebab itu, partisipasi masyarakat seharusnya dihidupkan dengan selalu peduli terhadap kehidupan di masyarakat. Masyarakat sebagai Lembaga pendidikan ketiga, tetap memiliki peranan dan pengaruh yang besar terhadap keberlangsungan kemauan dan keberadaan sebagai Lembaga pendidikan.
Ketiga pilar pendidikan yaitu guru, orang tua, dan masyarakat harus saling mendukung dalam melakukan proses internalisasi nilai dan norma pada anak. Internalisasi nilai dan norma akan mengasah kepekaan, kepedulian, mengasah kecerdasan refleksi untuk hidup sebagai makhluk social. Pada akhirnya Kerjasama yang harmoni antar ketiganya dapat menciptakan keharmonian dalam hidup sebagai pribadi dan sebagai makhluk sosial. Bentuk penyimpangan sekecil apapun harus segera diketahui dan dicari jalan keluar dan peran tiga pilar pendidikan itu berjalan sinergi, saling bahu membahu karena keberhasilan siswa atau anak adalah keberhasilan kolektif yang harus diwujudkan baik dari aspek akademik maupun moral. Lingkungan masyarakat yang sulit dikontrol karena beragam karakter tapi cukup berperan.