Perilaku FOMO sebagai Perilaku Konsumtif dan Kaitannya dengan Nilai Pancasila

Perilaku FOMO sebagai Perilaku Konsumtif dan Kaitannya dengan Nilai Pancasila
0 Komentar

Oleh: Ahmad Hadi

Pelajar/Mahasiswa

Pola kehidupan masyarakat setelah New Normal kini mulai aktif Kembali. Beragam acara diselenggarakan seakan sebagai selebrasi untuk kembalinya kehidupan masyarakat yang normal dan bebas.

Masyarakat yang kurang lebih 2 tahun hanya mengikuti update kehidupan sosial melalui sosial media, kini juga seakan tidak boleh tertinggal untuk ikut dalam beragam trend setelah New Normal. Banyak kegiatan yang banyak dilakukan oleh masyarakat sekarang, seperti festival musik dari lokal hingga konser artis internasional atau mulai mengikuti wisata lokal atau ke mancanegara. Tentunya hal ini menjadi banyak dan seakan menjadi kewajiban untuk diikuti oleh masyarakat.

Perilaku masyarakat yang seakan tidak mau ketinggalan jaman ini yang kemudian dikenal dengan sindrom Fear of Missing Out atau lebih sering disingkat menjadi FOMO. Sesuai dengan namanya, FOMO adalah perasaan takut tertinggal dan umumnya ketakutan ini mengacu pada tren yang tengah booming. Perasaan atau perilaku ini dapat terjadi oleh siapa saja baik itu laki-laki maupun perempuan, baik muda maupun tua.

Baca Juga:Buka 24 Jam, Pemilik Mobil Listrik Bisa Isi Sendiri di SPKLU66 Kendaraan PUPR Tidak Layak Siap Dilelang

Istilah ini pertama kali dipopulerkan pada tahun 2013 oleh seorang ilmuan bernama Dr. Andrew K. Przybylski. Dari pemaparan nya dapat disimpulkan jika FOMO adalah sebuah sindrom maupun fenomena di mana seseorang percaya jika segala momen berharga yang terjadi pada tidak boleh dilewatkan. Hal ini tentunya membuat siapa saja yang merasakannya tidak tenang dan terus-menerus merasa gelisah bilamana gagal mengikuti apa yang mereka lihat.

Sindrom FOMO ini erat kaitannya dengan perilaku konsumtif masyarakat. Contoh yang terkini adalah adanya konser idol K-Pop Blackpink yang di selenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Besarnya publikasi mengenai konser Blackpink dan dikenal oleh masyarakat luas, hingga berbagai kalangan juga tidak ingin ketinggalan momen untuk menyaksikan dan merasakan konser Blackpink tersebut. Tidak hanya yang benar-benar menyukai K-Pop atau Blackpink itu sendiri, namun masyarakat umum yang hanya sekedar mengikuti trend di sosial media untuk mengikuti konser yang diselenggarakan dengan megah dan meriah tersebut.

Perubahan sosial yang terjadi sekarang ini akibat globalisasi yang ditandai dengan penguatan perilaku konsumtif masyarakat. Mereka hanya datang untuk membeli bahkan apa yang dibeli tidak mempunyai makna. Persoalannya adalah mengapa siswa saat ini menjadi sangat haus membeli produk-produk industri seperti pakaian, makanan dan berbagai perlengkapan lainnya, ini semua karena landasan fantasilah yang berperan menjadikan perilaku konsumtif seseorang.

0 Komentar