Ada tantangan untuk menjawab setiap pertanyaan “Pemantik”, karena berbeda materi maka “Pemantik” yang dimunculkan juga berbeda sehingga setiap mengakses materi baru selalu ada hal baru, “Pemantik” baru dan jawaban baru. Pengalaman ini mendorong penulis mengembara dengan imajinasi , mencari kalimat, kata dan menyusunya untuk menjadi rangkaian kalimat yang saya anggap mewakili untuk menjawab setiap “Pemantik” yang ada. Pemantik inilah yang menggerakkan 102 CGP khususnya Angkatan 4 kabupaten Wonogiri untuk belajar mandiri dan merdeka.
“Pemantik” yang saya maksud bukanlah “Pemantik” yang sering kita dalam kehidupan sehari-hari berupa alat untuk menghidupkan api seperti arti kata pemantik dalam kamus besar Bahasa Indonesia. “Pemantik” dalam kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar pantik. ”Pemantik” memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga “Pemantik” dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Satu kata yang memiliki banyak makna dan pengaruh terutama dalam perjalanan Progam Pendidikan Guru Penggerak. “Pemantik” menjadi “power” yang luar biasa. Kita tinggalkan dulu kata “Pemantik” dalam kamus besar Bahasa Indonesia yang mengiringi perjalanan guru penggerak.
Findings (Pembelajaran)
Memang agak berat membayangkan Guru yang dituntut memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi pedagogik dengan baik, maka dari itu guru harus mengasah kompetensi untuk meningkatkan profesionalisme. Pembelajaran saat ini mengacu pada implementasi kurikulum merdeka. Salah satu paradigma yang terdapat pada kurikulum merdeka yaitu berkarakter pancasila yang mengacu pada profil pelajar pancasila. Dimensi profil pelajar Pancasila antara lain 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa; 2) mandiri; 3) Bergotong royong; 4) Berkebhinekaan Global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif .
Baca Juga:Pentingnya Refleksi dalam PembelajaranNetizen, Peserta Didik dan Keadilan
Tantangan yang dihadapi saat ini adalah mengubah pola pembelajaran dari berpusat pada guru (teacher center) menjadi pembelajaran berpusat pada siswa (student center). Penulis mencoba membuka sedikit strategi pembelajaran berpusat pada siswa dengan menggunakan “Pemantik”. Pembelajaran dengan pemantik ini bertujuan untuk mendorong siswa bernalar kritis, kreatif dan begotong royong.
Berbekal pengalaman selama mengikuti pendidikan guru penggerak dengan belajar mandiri dengan “Pemantik” inilah saya sebagai guru, memiliki inspirasi untuk menularkan system belajar dengan “Pemantik” dalam pembelajaran saya.