Pembelajaran yang dilakukan penulis selama ini terkesan kaku, kompetitif, berorientasi pada akumulasi nilai pengetahuan yang di angkakan, seolah tidak memberi ruh untuk kebersamaan, kritis, kreatif, dan kolaboratif. Setelah menggunakan kata sakti “Pemantik” untuk setiap materi yang saya sampaikan, pelan tapi pasti perubahan itu nyata terjadi pada anak didik kami. Dengan “Pemantik” yang berupa kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan, video dan gambar serta cerita kasus yang up to date membuat anak-anak lebih kritis sekaligus kreatif mengumpulkan informasi mencari kalimat terbaik untuk menjawab setiap “pemantik” yang penulis berikan.
Tanpa saya sadari, begitu besarnya pemantik ini mengubah pola belajar murid. Seolah saya menemukan suasana baru yang nyaman dan menyenangkan bersama murid.
Kolaborasi dan kerjasama antar murid tanpa takut akan label benar dan salah. Murid belajar bekerja sama untuk maju bersama. Namun terlepas dari itu semua, untuk menyampaikan pendidikan yang berkualitas, kebutuhan guru abad 21 tidak hanya sebagai teladan bagi siswa namun juga sebagai fasilitator dan pendamping murid untuk menuju kebahagiaannya. Kolaborasi dengan rekan sejawat dan dukungan dari pimpinan institusi tentunya juga menjadi stimulant yang memberi vitamin untuk ruh pendidikan Indonesia. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat membuka cakrawala baru dunia pendidikan di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah khususnya.