Pengenalan guru terhadap peserta didik dibutuhkan agar guru mampu memfasilitasi peserta didik yang serba unik untuk datang belajar dengan suka hati dan kegembiraan. Keunikan peserta didik dipengaruhi oleh faktor genetic dan lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama secara jujur dan terbuka dari orang tua peserta didik kepada guru. Oleh karena itu keberhasilan pembelajaran memerlukan dukungan orang tua dalam bentuk memberi informasi tentang keunikan putra putrinya.
Kerjasama secara jujur dan terbuka dari orang tua digunakan guru sebagai pemetaan kebutuhan belajar siswa, merencanakan pembelajaran berdiferensasi. Sementara itu, dalam pembelajaran berdiferensiasi peran orang tua sebagai pemberi informasi tentang karakteristik anak sebagai modal utama dalam pembelajaran berdiferensiasi. Peran orang tua juga sangat penting dalam membimbing anak. Pembimbingan orang tua yang intensif akan membantu menginternalisasi nilai dan norma yang universal. Internalisasi akan nilai dan norma sangat mendukung dalam pembelajaran berdiferensiasi. Dalam pembelajaran berdiferensiasi dibutuhkan konsistensi berlangsungnya pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi mengakomodasi berbagai bentuk kecerdasan. Hal ini, tentu saja dibutuhkan “class rules” agar proses pembelajaran yang mengakomodasi berbagai kecerdasan tetap berlangsung secara konsisten. Oleh karena itu, peran orang tua untuk menginternalisasi nilai dan norma anak dibutuhkan.
Sebaliknya guru berlaku sebagai tenaga profesional yang berintegritas. Implementasi proses pembelajaran harus berasal dari identitas profesi guru yang berprofil Pancasila dan berintegritas yang kuat.
Baca Juga:Menang Undian Rejeki BNI, Faradilla Dapat Sepeda MotorAmbu Anne Pastikan Ketersediaan Pangan Aman
Menurut Palmer, 1997 menyatakan bahwa profil seorang guru tidak hanya terletak pada metode saja, namun hati, pikiran, dan emosi yang terintegrasi. Integritas sebagai profil guru Pancasila. Guru adala sosok yang digugu dan ditiru, tidak hanya di lingkungan sekolah tapi juga di lingkungan masyarakat. Potret ini harus selalu disadari agar pembelajaran tidak hanya melekat di ranah fisik , akan tetapi di dalam kalbu.(“)