Oleh:
1.Drs.H.Priyono,M.Si (Dosen pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta )
2.Drs.Jajang Susatyo (Dosen dan Kaprodi Pendidikan Geografi UNWIDA ,Klaten)
“Puasa adalah perisai, jika kalian sedang berpuasa janganlah berkata kotor atau menghardik. Apabila seseorang mengumpat atau memusuhinya, katakan: “Aku sedang berpuasa.”
[HR Bukhari].
Hari tak terasa terus berganti hari, mengalir bak air sungai menuju Samudera luas, tak terasa puasa ramadhan kita telah lebih dari sepuluh hari. Oleh karena itu, sesui dengan perintah puasa, satu pertanyaan mendasar yang perlu kita ajukan pada diri kita masing-masing adalah sudahkaj ketaqwaan kita meningkat? Karena memang taqwa itulah yang menjadi tujuan akhir kita berpuasa sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al Baqarah ayat 183 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ibadah puasa atas kamu sebagaimana telah diwajibkan atas umat-umat sebelum kamu, agar kamu menjadi orang-orang yang bertakwa”. Dalam Al Qur’an , setiap perintah diawali dengan kepada siapa perintah itu ditujukan dan bagaimana prosesnya hingga apa output dan outcomenya.
Baca Juga:Cara Dapat Mudik Gratis Dishub Jabar 2023, Daftar Link Ini!SYAIR SUBANG
Allah SWT pada ayat di atas menegaskan bahwa dengan berpuasa idealnya kita menjadi orang-orang yang bertakwa. Jika setelah sekian kali kita berpuasa Ramadhan, hingga kini nilai-nilai takwa dalam diri kita seolah tak pernah bertambah maka hal itu berarti ada hal yang salah pada kita atau puasa kita tidak sampai pada tujuan yang ingin dicapai. Betapa beratnya orang yang berpuasa maka Allah pun menyeleksi kepada mereka yaitu hanyalah orang orang yang beriman yang diperintahkannya, selain itu tidak.
Namun agaknya memang belum semua orang mengerti (awam) tentang tujuan dari ibadah puasa Ramadhan ini. Makanya, tidak heran bila ada yang berpuasa, tetapi dia tidak merasakan dampak positif dari ibadah puasa Ramadhan yang dilakukan. Selama hidupnya telah berjumpa dengan Ramadhan berpuluh kali namun kualitas ketaqwaannya tetap biasa-biasa saja. Ini karena kebanyakan kita berpuasa seperti puasanya orang awam saja. Seperti juga ketika kita melaksanaakan ibadah sholat, telah bertahun tahun kita laksanakan akan tetapi belum menghilangkan perbuatan keji dan munkar seperti yang dijanjikan Allah dalam kitab sucinya ( QS 29:45 ). Seakan ibadah sholatnya tak berikan bekas yang berarti pada perilakunya, demikian juga puasanya. Maka pada hari yang ke 13 ini , mari kita terus bermuhasabah terhadap kualitas puasa kita agar memiliki nilai yang tinggi dihadapan Allah swt.