Menurut ICF (International Coach Federation), coaching adalah bentuk partnership yang terbangun antara coach dan coachee, untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional coachee melalui proses kreatif guna menstimulasi dan mengeksplorasi pikiran agar dapat memaksimalkan potensi personal serta profesional. Rekan Kerja kita disekolah mempunyai potensi yang berbeda-beda, tugas guru adalah untuk memfasilitasi mereka agar berkembang. Keberhasilan suatu pembelajaran itu sangat bergantung dari peran guru, bagaimana guru mempersiapkan pembelajarann, bagaimana guru melalukan proses pembelajaran, hingga bagaimana guru melakukan evaluasi pembelajarannya.
Guru sebagai pemeran utama memberikan informasi, maka dalam instruction guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, memanage berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa. Namun, keberhasilan pembelajaran itu tidak hanya tertelak pada bagaimana peran guru itu sendiri, namun bagaimana guru menempatkan atau memposisikan murid dalam pembelajaran tersebut. Apakah selama pembelajaran yang ia lakukan sudah berpihak pada murid? Apakah guru mau mendengarkan kebutuhan murid-muridnya? Apakah guru sudah memahami bagaimana karakter murid-muridnya? Apakah guru sudah melakukan indentifikasi pada muridnya, tentang kesiapan mereka dalam belajarnya, minat belajarnya, dan gaya belajarnya (profil belajar murid). Serta, apakah guru setiap akan melakukan pembelajaran sudah mempertimbangkan semuanya itu dan membuat desain pembelajaran yang efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, dengan metode coaching dalam menyelesaikan masalah murid di harapkan tidak ada lagi terjadi tindak pelanggaran oleh guru dalam memecahkan dan menghadapi murid yang melakukan pelanggaran dan kesalahan di lingkungan sekolah sehingga guru aman dari tuntutan pihak-pihak yang mencari keuntungan untuk kepentingan pribadi.