Lalu hasil penelusuran juga, kata Rosmalia, Dede Asiah berangkat dari Jakarta dan visa diterbitkan di kantor Imigrasi Bandung bukan di Karawang.
Saat ini Pemkab Karawang juga sudah bertemu langsung dengan pihak Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Ketenagakerjaan.
“Perkembangan terbaru, KBRI Damaskus telah kirimkan Nota Diplomatik ke Kemlu Suriah terkait permohonan bantuan penyelesaian dan penerbitan exit permit,” tutupnya.
Baca Juga:6.761 KPM Akan Dapat Bantuan BerasKisruh Billboard Caleg Nasdem Dirobohkan, Nace: SatPol PP Tebang Pilih
Sebelumnya, video Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Karawang mengaku menjadi korban perdagangan orang ketika hendak bekerja di Istanbul, Turki.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, nama saya Dede Asiah dari Karawang, tolong saya, saya pengen pulang, perut saya saki,” ungkapnya menangis di awal video.
Dalam tayangan berdurasi 2 menit itu, Dede menceritakan awal mula dirinya dijual sebagai budak.
Peristiwa itu bermula ketika dirinya menerima tawaran untuk bekerja sebagai PMI oleh perusahaan penyalur tenaga kerja.
Diiming-imingi gaji sebesar USD 600 per bulan, Dede pun tertarik dan menerima tawaran untuk bekerja di Turki.
Jadi awal-awalnya saya diiming-imingin kerja di Turki gaji 600 Dollar, tapi setelah saya mendarat di Istanbul, saya dibuang ke Suriah,” ujarnya sedih.
Terpaut jauh lebih dari 1.461,6 kilometer, perempuan kelahiran 20 Mei 1986 itu tidak dapat berbuat banyak.
Dede hanya mengikuti arahan perusahaan yang membawanya bekerja.
Ternyata, dirinya justru dijual oleh perusahaan penyalur tenaga kerja sebesar USD 12.000 atau setara Rp 180 juta.
Baca Juga:Sering Gangguan, Warga Minta Tingkatkan Kualitas Pipa PDAMImplementasi Kurikulum Merdeka, Menjajah Siswa, Benarkah?
Sebagai budak yang sudah dibeli, Dede pun diwajibkan untuk mengabdi kepada seorang majikan selama empat tahun.
“Di Suriah saya dijual 12.000 Dollar empat tahun tanpa sepengetahuan saya. Saya tahunya darimana? saya tahunya dari majikan, karena majikan saya bilang ‘kalau saya harus kerja di sini empat tahun karena saya ini mahal’,” ungkap Dede.
“Saya ini 12.000 dollar, majikan udah ngeluarin uang 12.000 Dollar untuk ngebeli saya,” bebernya.
Hari demi demi hari berganti bulan dan tahun, walau berat Dede menjaani pekerjaannya sebagai budak dengan rasa sabar.
Namun, kini dirinya mengaku tidak kuat lagi, alasannya perutnya kerap kali sakit pasca operasi cecar.
“Karena pekerjaannya sangat berat, perut saya sakit karena saya baru saja lahiran cecar, saya pun dipulangkan ke kantor-saya diistirahatkan, seminggu-dua minggu, lalu saya dijual lagi,” ujarnya menahan tangis.