SUBANG– Pipa PDAM Subang yang melewati Ranggawulung kembali bermasalah. Akibatnya, pelayanan air untuk PDAM Cabang Subang dengan 11.000 pelanggan terganggu pada Selasa (11/2).
Kondisi ini pun terus dikeluhkan oleh para pelanggan. Mereka mengeluhkan seringnya air PDAM tak mengalir ke rumah.
Warga Kelurahan Pasirkarembi Nunik (27) mengatakan, pada Selasa (11/2) air PDAM di rumah mengalami gangguan. “Udah jelas kalau ada hujan besar atau pohon tumbang, PDAM emang suka gangguan. Apalagi sekarang ini gak ada hujan gak ada angin tetap aja masih gangguan airnya mati,” kata Nunik kepada Pasundan Ekspres.
Baca Juga:Implementasi Kurikulum Merdeka, Menjajah Siswa, Benarkah?Jelang Hari Raya Idul Fitri PLN UP3 Karawang Jaga Kehandalan Pasokan Listrik dengan Menggelar Apel Siaga
Menurutnya, warga disekitar tempat ia tinggal tidak memiliki pilihan lain kecuali menggunakan air PDAM. Tetapi, lanjut Nunik, pelayanan yang diberikan oleh PDAM masih memiliki banyak kendala dan kurang memenuhi kebutuhan air pelanggan dalam sehari-harinya.
“Saya berharap PDAM lebih meningkatkan lagi kualitasnya, mungkin dari pipanya harus lebih diperhatikan karena sering bocor dan kualitas pipanya harus lebih ditingkatkan lagi biar air yang kita terima juga bisa lebih jernih,” terang Nunik.
Senada dengan Nunik, warga Sompi yaitu Tati Rosmayati (67) ia mengeluhkan adanya pelayanan yang kurang maksimal dari PDAM Tirta Rangga Subang. Menurut Tati, saat ini air di rumah miliknya mengalir dengan volume yang cukup kecil.
“Saat ini air ngalirnya lagu kecil gak tau sampai kapan. Mudah-mudahan sore juga airnya udah keluar normal lagi besar seperti biasa,” ujarnya.
Dia berharap ketika ada gangguan, PDAM harus mengirim tangki air bersih ke rumah-rumah warga.
Dalam kesempatan terpisah, Kasi Teknik PDAM Subang Subang Fajar Kurnia Wardani mengatakan, terus berupaya memperbaiki kendala tersebut agar pendistribusian air normal kembali.
“Untuk upaya kita melakukan jaringan distribusi dengan pemeliharaan tekanan air tidak jebol atau tekanan tinggi tidak tergesek karena pergerakan tanah,” kata Fajar Kurnia saat ditemui oleh Pasundan Ekspres, Selasa siang (11/4).
Menurutnya, faktor utama penyebab kebocoran pipa tersebut karena pergerakan tanah dan pipa air yang sudah menua dan belum adanya pembaharuan pipa sejak lama.
Dia mengatakan, agar tidak terjadi kebocoran perlu mengganti pipa dengan yang lebih baik. “Paling saat ini, kita itu cuma penanggulangan pemeliharaan dan pengecekan supaya tekanan terjaga biar tidak ada overload,” terangya.