Guru adalah sosok yang dapat membentuk jiwa dan watak peserta didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas menyiapkan peserta didik untuk berkepribadian penuh dengan kesusilaan yang dapat diharapkan membanguun dirinya dan membangun bangsa dan Negara. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi peserta didik. Jadi guru merupakan tokoh utama dalam pembentukan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik. Guru memberikan modal dalam mengasah kecerdasan, sikap, dan soft skill. Peserta didik dengan proses pembelajaran bersama guru dipersiapkan untuk membangun bangsa Indonesia.
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah pendidikan di dalam keluarga dan di sekolah. Tanggung jawab masyarakat tidak kalah penting dengan orang tua dan sekolah. Masyarakat justeru menjadi lembaga kontrol dan evaluasi dari hasil proses pembelajaran di lingkungan keluarga dan sekolah. Masyarakat memegang peran penting dalam pendidikan terutama menciptakan kondisi yang kondusif, menyegarkan, menyenangkan dalam proses pembelajaran. Masyarakat sebagai wadah untuk mengimplementasi nilai-nilai luhur. Peranan masyarakat kurang efektif sehingga proses pembelajaran terasa mati. Budaya daerah dalam masyarakat perlu dikembangkan sehingga rasa gotong royong, rasa peka dan peduli muncul. Interaksi dan komunikasi terbangun. Sementara ini, egois, individualis, salah sangka berkecenderungan hadir di dalam masyarakat. Oleh sebab itu, masyarakat perlu mengembalikan fungsi dan peranannya.
Akhirnya perlu mengacu pendapat Paulo Freire, yang menyatakan bahwa pendidikan adalah proses humanisasi, sebuah proses yang menempatkan manusia menjadi manusia dan sebuah proses untuk menjadikan manusia. Orang yang terdidik diharapkan akan mengetahui peran dan fungsinya dimanapun ia berada,