Peran guru dalam Kurikulum Merdeka, mewujudkan Kurikulum Merdeka karena guru yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. Guru perlu mempunyai kemampuan untuk dapat berkreativitas, berinovasi, melakukan kemampuan teknologi. Guru tidak hanya mempunyai kemampuan tersebut, namun dapat memberikan stimulus bagi peserta didik untuk belajar berkreativitas, berinovasi, bertanggung jawab terhadap kemampuan teknologi. Peran utama guru adalah dapat menghadirkan potensi dan kharakter dalam diri peserta didik secara manusiawi. Guru mampu memberikan pembelajaran bermakna.
Sementara itu, peserta didik dalam kurikulum merdeka, dapat belajar untuk mengenal diri dan mengasah kompetensinya. Peserta didik memiliki kompetensi yang dapat dipertanggungjawabkan, mandiri. Peserta didik memiliki pribadi yang unggul, berkharakter. Peserta didik mampu berkreativitas, berinovasi, terlebih peserta didik merasakan proses pembelajaran adalah sebuah kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Belajar bukan menjadi beban, namun sebuah kegiatan yang dirindukan oleh peserta didik.
Kurikulum merdeka, seharusnya dapat memberikan angin segar kepada orang tua peserta didik , karena orang tua dapat memanfaatkan kebijakan Kurikulum Merdeka untuk turut mengenali kompetensi anaknya dengan bantuan guru. Orang tua dapat menggali dan mengarahkan potensi anak dan bahkan turut membantu mengasah, mengarahkan, membimbing dalam mempersiapkan masa depan anaknya.
Baca Juga:Pemdes Rawalele Bagikan Honor RT/RW Sekaligus Buka Puasa BersamaDPRD Karawang Minta Bupati Definitifkan Kadinsos dan Rombak Struktural
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tiga pilar pendidikan yaitu guru, peserta didik, dan orang tua harus memainkan peranan masing-masing. Kondisi sekolah di Indonesia dengan proses pembelajaran full day yaitu belajar sepanjang hari di sekolah maka menjadi sebuah pertimbangan guru untuk dapat mengefektifkan waktu belajar di sekolah menjadi pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan, kreativitas, inovasi guru untuk membuat desain pembelajaran yang dapat menggunakan waktu belajar di sekolah menjadi efektif dan bermakna.
Proses pembajaran dengan berbagai kegiatan pembelajaran, tidak saja dinikmati, dilakukan oleh peserta didik. Guru dalam proses pembelajaran dapat berbaur dan bergulat bersama peserta didik untuk bersama-sama belajar. Peserta didik dan guru dalam secara bersama-sama belajar meningkatkan kompetensinya dalam kegiatan belajar sama. Dalam kegiatan pembelajaran yang sama, peserta didik belajar untuk meningkatkan kompetensinya, mengimplementasikan profil pelajar Pancasila. Sementara itu, dalam proses pembelajaran tersebut, guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya untuk menemukan kelemahan dari desain pembelajaran yang telah dibuat.