Oleh :
Nina Yuliawati,S.Pd (Guru Geografi SMA Negeri 1 Nguntoronadi,Wonogiri,Jateng)
Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Manusia membutuhkan lingkungan alam sebagai tempat hidup dari tempat tinggal hingga untuk memenuhi kebutuhan hidup, sandang dan pangan.
Sebaliknya, lingkungan membutuhkan manusia untuk tetap menjaga kelestariannya. Apabila terjadi kerusakan lingkungan, maka akan berdampak terhadap kehidupan, baik manusia, hewan dan tumbuhan yang ada di dalamnya. Manusia dan lingkungan saling berinteraksi dan berinterpendensi sehingga muncul istilah determinisme dan posibilisme sesuai dengan perkembangan teknologi.
Baca Juga:Persaingan Orang Tua, di Masa Kurikulum MerdekaPemdes Rawalele Bagikan Honor RT/RW Sekaligus Buka Puasa Bersama
Dewasa ini selama beberapa dekade terakhir, banyak sekali bencana alam yang diakibatkan oleh kerusakan alam. Kerusakan alam yang lebih banyak diakibatkan oleh aktivitas manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam secara besar-besaran.
Mereka tidak peduli terhadap dampak yang akan ditimbulkan pada masa yang akan datang. Kerusakan lingkungan telah membawa dampak yang signifikan terhadap kejadian bencana nasional. Pada musim penghujan banyak terjadi bencana banjir dan tanah longsor di Indonesia.
Musim penghujan terdapat ancaman bencana yang menghantui, saat memasuki musim kemarau, beberapa daerah di Indonesia mengalami bencana juga yaitu kekeringan, hal ini disebabkan karena beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki curah hujan minim dan keberadaan vegetasi sebagai tempat resapan air semakin sedikit karena konversi lahan yang mengganas terutama di pinggiran kota dan perkotaan.
Paham pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan sulit menghindari kerusakan lingkungan hidup.
Kerusakan lingkungan juga telah membawa dampak terhadap perubahan iklim secara global. Tidak hanya pemanfataan sumberdaya hutan secara berlebih, melainkan pencemaran udara dari berbagai gas buangan seperti karbon dioksida (CO2), belerang dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas metana (CH4), dan klorofluorokarbon (CFC). Gas karbon sebagai pencemar utama dihasilkan dari pembakaran bahan bakar minyak, batu bara, dan bahan bakar organik lain.
Fakto-faktor itulah yang menyebabkan kerusakan pada lapisan atmosfer kita dan menyebabkan adanya global warming, yang berakibat pada perubahan iklim.
Selain mempengaruhi perubahan iklim, pencemaran udara juga mengakibatkan menurunnya kualitas udara / oksigen yang ada di atmosfer.