Lebih lanjut Odie menyebutkan, dalam mengelola Rest Area KM 72A, manajemen tak hanya sebatas menyewakan gedung. Melainkan, bagaimana mengemasnya sedemikian rupa sehingga memiliki daya tawar bagi pengunjung.
“Pengunjung yang mampir ke Rest Area KM 72A tak sekadar ke toilet atau mengisi bahan bakar, tapi benar-benar bisa menikmati fasilitas yang ada. Bahkan jam operasional pun mejadi perhatian kami. Jangan sampai tenant di sini jam operasionalnya disamakan dengan mall,” katanya.
Odie mengklaim Rest Area KM 72A menjadi yang paling banyak menyumbang PAD untuk kategori rest area. Terbukti, sepanjang Ramadan tahun lalu saja yang masih dilakukan pembatasan, rest area ini dikunjungi 350.000 kendaraan.
Baca Juga:Polsek Lembang Dirikan Pos Pengamanan dan Gatur di Titik Rawan KemacetanGolkar Purwakarta Bakti Sosial Ramadan, Bagikan Ribuan Paket Takzil hingga Buka Puasa Bersama
“Jumlah ini sesuai dengan yang tertangkap oleh Rest Area Monitoring System (RAMS). Jika satu kendaraan jumlahnya tiga orang saja, maka sudah lebih dari sejuta orang yang berkunjung. Apalagi tahun ini, di mana pembatasan sudah tidak diberlakukan lagi,” ujarnya.
Odie pun mengungkapkan target sepanjang Ramadan hingga masa mudik dan balik tahun ini bisa tiga kali lipatnya dibandingkan tahun lalu.
“Pengunjung Rest Area KM 72A ini tak hanya didominasi oleh para pemudik, tapi juga para pelancong atau wisatawan. Kami optimis target tersebut bisa tercapai,” ucapnya.(add)