PASUNDAN EKSPRES – Thalasemia adalah kelainan genetik yang mempengaruhi produksi hemoglobin dalam sel darah merah.
Hemoglobin adalah protein yang mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Penderita thalasemia menghasilkan hemoglobin yang tidak lengkap atau tidak mencukupi, sehingga mengalami anemia atau kekurangan darah.
Baca Juga:Belum Tau Ciri – Ciri Hemofilia? Simak Penyebab, Gejala, & Penanganan!Buah Penurun Kolesterol Paling Cepat dan Aman
Thalasemia terjadi karena mutasi genetik yang mengganggu produksi atau fungsi globin, yaitu bagian dari hemoglobin.
Jenis thalasemia yaitu ada thalasemia alfa dan beta
Thalasemia alfa disebabkan oleh mutasi pada gen alfa globin, sedangkan thalasemia beta disebabkan oleh mutasi pada gen beta globin.
Thalasemia dapat diturunkan dari orang tua ke anak.
Jika kedua orang tua memiliki thalasemia, anaknya memiliki risiko lebih tinggi untuk mewarisi kondisi tersebut.
Thalasemia juga lebih umum terjadi pada orang Asia, Mediterania, Timur Tengah, dan Afrika.
Gejala thalasemia bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan jenisnya.
Gejala umum termasuk kelelahan, sesak napas, kulit pucat, sakit kepala, denyut jantung cepat, sakit tulang, dan pertumbuhan terhambat pada anak-anak.
Pengobatan thalasemia tergantung pada tingkat keparahan dan jenisnya.
Pada kasus ringan, tidak diperlukan pengobatan khusus selain suplemen besi dan asam folat.
Pada kasus yang lebih serius, terapi transfusi darah dapat diberikan untuk menggantikan sel darah merah yang rusak.
Baca Juga:Generasi Terakhir Suzuki HayabusaLirik Lagu J-Rock Berharap Kau Kembali Versi Jepang
Namun, terapi transfusi darah dapat menyebabkan akumulasi zat besi dalam tubuh, sehingga diperlukan terapi chelation untuk mengeluarkan zat besi dari tubuh.
Pada beberapa kasus, transplantasi sumsum tulang dapat menjadi pilihan pengobatan untuk thalasemia.
Transplantasi ini melibatkan pemberian sumsum tulang sehat dari donor yang cocok untuk menggantikan sumsum tulang yang rusak pada penderita thalasemia.
Pencegahan thalasemia dilakukan dengan cara melakukan tes genetik sebelum pernikahan.
Jika kedua pasangan memiliki risiko tinggi untuk mewarisi thalasemia, konseling genetik dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk memiliki anak.
Tes pranikah juga dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran thalasemia pada generasi berikutnya.