Umar duduk semeja dengan Soekeno mendengarkan pemaparan Dr Aqua. Sesekali Soekeno membukakan tutup botol air mineral dan memberikannya pada Umar. Usai pemaparan, Soekeno begitu bersemangat mengobrol dengan Umar dan Dr Aqua.
“Kapan datang di Yogya dan menginap di mana?” Tanya Soekeno. “Datang semalam hampir pukul 23.00 malam dan kami menginap di rumah Dr Aqua,” jawab Umar. “Sudah pindah Mas Umar di hotelku,” kata Soekeno lagi.
“Saya mengenal Dr Aqua sejak 2018 ketika saya masih mendekam dalam penjara dan sudah beberapa kali beliau silaturahim sambil menyuruh saya dan istri berlibur ke Yogyakarta menginap di rumahnya. Tak nyaman bila saya langsung pindah di hotel milik Bapak,” timpal Umar kepada Soekeno.
Baca Juga:KRPI Soroti Soal Pengaturan Nakes dan Jaminan Sosial dalam RUU Kesehatan Spesifikasi Samsung A24 LTE, Dijamin Kerja Kamu Semakin Produktif
“Ok lah kali ini, tapi lain kali kalau ke Yogyakarta kabari saya dan nginap di hotel saya,” ujar Soekeno lagi. “Baik, terima kasih, insyaa Allah, next time, Pak,” jawab Umar kemudian.
Dari percakapakan tersebut, Umar banyak belajar betapa rendah hati dan santunnya seorang Soekeno dengan gurita bisnisnya. Bahkan, Soekeno baru saja mengenal dirinya yang notebene seorang pendosa dan mantan narapidana. Begitu sekelumit Umar berpikir.
Usai kegiatan, Dr Aqua didampingi Umar diajak ke salah satu resto di Sleman City Hall untuk makan siang bersama. Soekeno dengan tegas menyampaikan kepada pelayan resto tersebut tidak boleh ada makanan dan minuman haram di meja mereka. “Saya punya saudara-saudara Muslim di sini,” ucap Soekeno.
Mereka memesan sop iga dan jus timun. Usai makan siang, Dr Aqua dan Umar pun berdiri hendak keluar dari resto. Namun rupanya Soekeno melihat jus timun Umar belum habis. Sambil melangkah meninggalkan meja makan, Soekeno sempat menyambar gelas jus timun Umar yang belum habis itu. Ia memberikannya kepada Umar sambil menyuruh untuk menghabiskannya dan duduk bersama kembali di kursi, menemaninya menghabiskan jus timun. “Lagi-lagi aku dibikin terpesona oleh etika dan attitude Pak Soekeno yang rendah hati dan sangat toleran,” gumam Umar lagi.
Umar pun jadi teringat kepada sosok Ventje Suardana — pengusaha properti yang juga sahabat karib Dr Aqua — yang sama-sama memiliki sifat rendah hati dan sopan serta sangat toleran kepada Umar dan teman-teman Muslim lainnya. “Rupanya beginilah sahabat-sahabat Dr Aqua yang aku kenal. Belajar… Belajar… dari orang-orang hebat yang rendah hati,” demikian gumam Umar dalam hatinya sekaligus menjadikan teladan sikap sahabat-sahabat Dr Aqua tersebut sebagai cambuk untuk diri Umar sendiri.