oleh
Peristianika, S.Pd. (Guru Geografi pada MAN 1 Lampung Tengah)
Menjadi warga dari sebuah negara yang memiliki keragaman agama dan kepercayaan semestinya membuat kita harus memahami pentingnya moderasi beragama. Menyisipkan prinsip moderasi beragama juga menjadi sangat penting dilakukan dalam proses pembelajaran demi tercapainya pemahaman yang jelas dalam mengimplementasikan di kehidupan sehari-hari. Bukan sebatas pada mata pelajaran yang berbasis agama saja, melainkan pada mata pelajaran umum yang ada di sekolah atau madrasah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, moderasi diartikan sebagai pengurangan kekerasan dan penghindaran keekstreman. Maka, untuk dapat menyisipkan moderasi beragama pada mata pelajaran, guru perlu memahami hal-hal penting yang menjadi indikator utama serta indikator lain yang selaras dan saling menguatkan dalam tercapainya tujuan moderasi beragama tersebut. Berbekal fakta bahwa kemampuan literasi peserta didik kita yang tidak sama, maka dalam menyisipkan moderasi beragama ini pun harus disesuaikan dengan tingkat kemahirannya.
Indikator pertama dalam moderasi beragama yaitu komitmen kebangsaan. Dalam hal ini, penerimaan terhadap prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara menjadi landasan utama. Sebagai negara hukum, kita harus menerima konstitusi yang berlaku yaitu Undang-undang Dasar 1945 serta segala kebijakan regulasi yang ada di bawahnya. Di dalam UUD 1945 pun sudah sangat jelas peran negara dalam menjamin kebebasan tiap-tiap warga negaranya untuk menganut agama dan kepercayaannya serta beribadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.
Baca Juga:Puluhan Biksu dari Berbagai Negara Singgah di Pamanukan SubangMaju di Legislatif Pada Pemilu 2024, Tandem Ambu Anne dan H Ahmad Sanusi
Indikator yang kedua yaitu toleransi. Hal yang perlu ditekankan pada poin ini adalah bagaimana kita mampu menghormati segala perbedaan yang ada dalam aspek beragama dan berkeyakinan, menghargai pendapat yang berbeda tentang agama, menghargai kesetaraan dan menjalin kerjasama dalam perspektif muamalah dalam tujuan yang baik demi persatuan dan kesatuan bangsa. Toleransi harus ditekankan pada aspek muamalah bukan ibadah sehingga toleransi memiliki norma yang dianut oelh agama masing masing, tidak boleh digeneralisasi.
Indikator ketiga adalah anti kekerasan.
Kekerasan yang dimaksud dapat dalam bentuk tindakan fisik atau verbal. Dalam mewujudkan moderasi beragama, kita harus secara tegas menolak segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok dalam upaya perubahan yang diinginkan.