SUBANG-Marlinah warga Subang yang ditemukan tidak bernyawa di kontrakannya di negara Taiwan sudah dimakamkan. Wanita berusia 29 tahun asal Desa Kosar Kecamatan Cipeundeuy tersebut, berhasil dipulangkan atas desakan keluarga dan kerjasama antara Disnakertrans ke pihak Negara Taiwan.
Sebelum meninggal dunia, Marlinah diketahui sering berinteraksi dengan netizen di dunia maya. “Meninggal dunia pada 16 April, dipulangkan pada tanggal 7 Mei 2023,” ungkap Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja PMI Disnakertrans Subang Dedi.
Dia menyebut, hasil autopsi Marlinah hingga saat ini belum diketahui. Hasilnya diperkirakan akan keluar dua bulan ke depan.
Baca Juga:Waroeng Bakso74 Hadirkan Cita Rasa Gurih dan LezatWarga Minta Kampus UPI di Jalancagak Segera Dibangun
“Seharusnya jenazah dipulangkan berikut denan hasil autopsi. Namun karena pihak keluarga mendesak, akhirnya jenazah dipulangkan dengan hasil autopsi yang menyusul,” katanya.
Dedi menyebut, kematian Marlinah sampai saat ini masih menjadi misteri. Wanita berstatus janda tersebut meninggal dunia tanpa diketahui penyebabnya.
Diberitakan sebelumnya, Marlina ditemukan meninggal dunia dengan kondisi yang tidak wajar di dalam kamar kos yang ia sewa di Taipei, Taiwan.
TKW tersebut ditemukan terbaring di atas tempat tidur tanpa busana dan diduga menjadi korban pembunuhan.
Keluarga Marlinah bersama dengan pemerintah Desa Kosar datang ke DPC Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu pada Jumat (28/4).
Ayah Marlinah, Narin (55), mengatakan, anaknya meninggal diduga karena pembunuhan.
Narin menjelaskan, awalnya keluarga mendapat kabar dari teman dekat Marlinah yang bernama Dian pada Minggu (15/4) pukul 06.00 WIB.
Dian memberitahu keluarga bahwa Marlinah telah meninggal dunia. Namun, setelah memberikan kabar tersebut, Dian menghilang dan tidak bisa dihubungi.
Baca Juga:Kelambu dan Lampu Umat Upaya Pelayanan di Pelosok DesaEmpat Polisi Siap Lakukan Tilang Manual
Bahkan nomor kontak Marlinah juga tidak aktif setelah kabar meninggalnya Marlinah menyebar. Keluarga khawatir dan meminta bantuan dari pemerintah desa dan pada akhirnya melaporkan kejadian ini ke SBMI Indramayu.(ygo/ysp)