SUBANG– Program Petani Milenial yang digagas oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tahun lalu dengan menerapkan program pelatihan dan pemanggangan serta diikuti oleh para petani milenial se-Jawa Barat menunai respon positif dari para petani.
Salah satu petani milenial asal Desa Sidajaya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat Karna (39) mengatakan, program tersebut memiliki banyak pelajaran dan manfaat. Ia pun berharap agar program tersebut kembali diselenggarakan.
“Menurut saya program tersebut sangat memiliki manfaat positif bagi para petani di desa-desa, dan bisa mengedukasi para petani. Saya berharap semoga program petani milenial bisa ada lagi,” kata Karna.
Baca Juga:Pemuda Depresi Naiki Patung Kuda, Petugas Damkar Turun dan Kembalikan Kepada KeluargaNahkodai Soksi, Sri Siap Berkontribusi Nyata Bagi Kepentingan Masyarakat
Menurutnya, saat ia mengikuti program Petani Milenial durasi waktunya dirasa kurang lama. Karena ia ingin lebih memahami dan mendalami materi serta praktek dibidang peternakan.
“Pada saat itu, program yang saya ikuti hanya berjalan 1 minggu. Menurut saya 1 minggu itu kurang cukup bagi para petani untuk bisa mempelajari teori dan praktek-praktek lainnya,” ujarnya.
Ia pun berharap, ke depan program petani milenial diadakan kembali, para petani bisa magang kembali serta diajarkan cara menjual hasil pertanian sampai para petani milenial berhasil.
Karna yang merupakan peternak komoditas sapi potong ini memulai langkah menjadi peternak sejak tahun 2009. Dikarenakan ia tak memiliki lahan pertanian maka ia memutuskan untuk menjadi peternak sapi potong.
Kemudian, di tahun 2022 ia melihat postingan di media sosial bahwa Pemerintah Daerah Jawa Barat mengadakan program rekrutmen petani milenial dari berbagai bidang. Ia pun mendaftakan diri atas arahan Dinas Peternakan Kabupaten Subang.
“Awalnya lihat di Instagram ada program petani milenial, terus saya daftar dan link daftranya dikasih tau sama Dinas Peternakan Kabupaten Subang. Setelah saya daftar alhamdulillah keterima,” terang Karna.
Dalam kegiatan sehari-harinya, Karna menjadi buruh tani serabutan dan mengurus sapi peliharannya yang berjumlah dua ekor. Sehari-hari ia pun bertugas mencari rumput untuk sapi peliharannya mulai pukul 14.00 hingga pukul 16.00.
Baca Juga:Giliran Ansor Kritisi PDAM, Dorong Bupati Lakukan EvaluasiEmpat Raperda Segera Disahkan
Namun, saat mengurus sapi peliharannya ia pun memiliki kendala, karena di tempat ia tinggal sulit sekali mencari rumput. Ia pun harus mencari rumput dilahan milik perusahaan yang terbengkalai.