“Kendalanya ya itu, susah mencari rumput. Karena di daerah saya satu-satunya lahan yang memiliki hamparan rumput luas hanya di lahan perusahaan yang terbengkalai,” ungkapnya.
Selain itu, cara merawat sapi peliharaannya pun ia lakukan dengan cara intensif (dikandangkan) karena tidak ada lahan untuk menggembala sapi-sapi miliknya.
Kemudian, karena keterbatasan biaya ia memilih beternak sapi PO yang harganya lebih murah. Karena ia memelihara sapi indukan, jika menjual sapi peliharannya ia mematok harga dikisaran Rp 14 jutaan.
Baca Juga:Pemuda Depresi Naiki Patung Kuda, Petugas Damkar Turun dan Kembalikan Kepada KeluargaNahkodai Soksi, Sri Siap Berkontribusi Nyata Bagi Kepentingan Masyarakat
Tak lupa, Karna pun menuturkan harapan setelah mengikuti program petani milenial, ia berharap bisa menambah populasi dan diberi pinjaman modal untuk bertani dan dirinya bisa menjadi peternak yang lebih maju dan unggul.(cdp/ysp)