Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berlandaskan pada Pancasila sila pertama dan UUD 1945 pasal 29 merupakan landasan yang kuat dalam kepribadian bangsa Indonesia. Proyeek Penguat Profil Pelajar Pancasila yang pertama ini membangun manusia Indonesia yang beriman kuat. Iman yang kuat selalu membuka harapan dan kebahagian. Iman, harapan, dan kebahagiaan akan mencegah para peserta didik untuk putuss harapan, yang artinya mencegah untuk melakukan bunuh diri.
Proyek Penguat Profil Pelajar Pancasila yang kedua, kebhinekaan global. Kebhinekaan global mendidik para peserta didik untuk berpikiran terbuka. Sebuah nilai yang menanamkan bahwa terdapat unsur-unsur di luar diri yang positif. Para peserta didik dibangun bahwa di era globalisasi seperti saat ini, maka membuat pelajar Pancasila diperkaya dengan budaya-budaya luhur. Sebuah integritas yang tangguh akan memperkuat pribadi, dan tidak mendukung untuk melakukan tindak bunuh diri.
Proyek Penguat Profil Pelajar Pancasila yang ketiga, gotong royong. Rasa gotong royong merupakan karakteristik yang wajib dimiliki oleh pelajar Pancasila sebagai sebuah kemampuan untuk melakukan kegiatan secara kolektif dan sukarela. Pada rasa gootong royong para peserta didik tidak merasa sendirian. Kebersamaan memberikan makna di dalam diri yaitu rasa menghargai diri dan orang lain.
Baca Juga:Problematika Keterlibatan Kaum Disabilitas Dalam Pemilihan Umum Dipemilu 2024Pendidikan Karakter Antara Harapan dan Realita
Proyek Penguat Profil Pelajar Pancasila yang keempat, mandiri. Kemampuan guru untuk mendidik peserta didik lebih mandiri dibutuhkan. Tindakan mandiri memberikan gambaran kepeada pesserta didik untuk mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan belajarnya. Pengaturan pikiran dan perasaan yang diwujudkan dalam perilaku merupakan sebuah pendidikan yang bertanggung jawab pada diri sendiri dan lingkungannya. Oleh sebab itu, rasa kemandirian dapat mencegah peserta didik untuk tidak melakukan tindakan yang tidak diinginkan.
Proyek Penguat Profil Pelajar Pancasila yang kelima dan keenam adalah kritis dan kreatif. Penalaran yang kritis berarti mampu berpikir secara obyektif, memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif.
Cara berpikir kritis akan mampu membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Sikap kreatif ini berarti pelajar Pancasila harus mampu untuk menghasilkan suatu hal yang inovatif, orisinil, dan berdampak secara luas terhadap masyarakat. Sikap yang kreatif akan meenghasilkan inovassi-inovasi yang memberikan hidup semakin berarti.