“Itu betul, mereka mencari jati diri di lingkungan yang tidak biasa, tertutup. Bahkan kurang hasrat untuk menjalin pernikahan, karena menganggap pernikahan orang tuanya yang gagal,” ungkap Kepala DP2KBP3A Kabupaten Subang, Dra Nunung Suryani.
Pihaknya sudah melakukan upaya agar meminimalisir perceraian, dengan menerjunkan petugas lapangan guna mensosialisasikan keluarga bahagia, program kehamilan dan lainnya.
“Mungkin banyak istri yang bekerja, suami menganggur, akibatnya terjadi permasalahan pendapatan dan ini sering terjadi,” jelasnya.
Baca Juga:Adi Gustira Petani Muda Asal Bunihayu Sukses Budidaya NanasDari Tahun 2016, Program Rumah Nelayan Belum Terealisasi
Nunung mengatakan, untuk para orang tua yang sudah memiliki anak diimbau agar tetap menjaga keutuhan rumah tangganya. “Lantaran, ketika perceraian terjadi, anak menjadi korbannya secara psikologis,” katanya.(ygo/ery)