SUBANG-Kobaran api di rest area Kilometer 86 B yang terjadi disebabkan oleh sumber gas alam yang tak kunjung habis. Pihak terkait telah berupaya untuk menutup lahan di sekitar api agar tidak menjalar keluar.
Prediksi habisnya gas alam tersebut diperkirakan dalam waktu tiga bulan setelah api keluar dari dalam sumur di rest area Kilometer 86 B pada tanggal 26 April 2023.
“Sudah lebih dari sebulan, api masih terus berkobar,” ujar Ketua Pelaksana BPBD Kabupaten Subang, Udin Jazudin.
Baca Juga:Promo Favehotel Pamanukan Menyajikan School HoliDEALsInilah 6 Seri Terbaik Celana Levi’s Pria Hingga Menemukan Gaya Yang Tak Terkalahkan
Udin menjelaskan bahwa api tersebut tidak boleh dipadamkan karena khawatir dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, api akan padam secara alami ketika persediaan gas alam yang menjadi faktor utama habis.
“Kita hanya perlu menunggu sampai gas alam habis,” paparnya.
Udin menyebutkan bahwa Satgas telah disiagakan di lokasi untuk melakukan pengamanan, dan mereka juga telah membuat penghalang untuk mencegah penyebaran api.
Selain terkait dengan kobaran api di Rest Area tersebut, pihaknya juga meminta kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap fenomena El Nino, yang dapat menyebabkan kekeringan ekstrem.
“Terutama wilayah pantura, kebutuhan air sangat penting bagi petani. Kita harus menghindari situasi di mana dalam musim kering terjadi persaingan sengit untuk mendapatkan air yang bisa berujung pada konflik,” katanya.
Udin menambahkan bahwa perokok juga harus berhati-hati dalam membuang puntung rokok yang masih menyala, karena dapat menyulut kebakaran pada daun-daun kering dan potensi lainnya yang dapat menimbulkan bencana.
Ifan Sofian, Penyelidik Ahli Muda Bidang ESDM Disnakertrans Subang, mengatakan bahwa fenomena unik berupa semburan api tersebut telah didiskusikan antara pihak tol, PT LMS, Pertamina, dan para pemangku kepentingan terkait. Api tersebut akan padam dengan sendirinya ketika persediaan gas alam habis.(ygo/ded)