KARAWANG – Kabupaten Karawang menjadi tuan rumah perayaan Hari Purbakala Nasional ke-110 tingkat Jawa Barat. Acara tersebut diselenggarakan di Candi Jiwa Batujaya, Karawang pada Rabu (14/6) sore.
Dalam perayaan Hari Purbakala Nasional ke-110 ini, Pemkab Karawang mengusung tema “Hana Nguni Hana Mangke, Tan Hana Nguni Tan Hana Mangke”. Kalimat tersebut merupakan Bahasa Sunda Kuno yang berarti “ada dahulu ada sekarang, tak ada dahulu tak ada pula sekarang”.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, hadir langsung Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, Perwakilan dari Balai Cagar Budaya (BCB) Wilayah IX, Hendra Gunawan, perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata se-Jawa Barat.
Baca Juga:Ekstrakulikuler Pendidikan Kepramukaan Menjadi Unggulan di SDN Ekasari PamanukanKobaran Api Akibat Gas Alam di Rest Area Kilometer 86 B Masih Menyala, Ini Kata BPBD Kabupaten Subang
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, menyatakan bahwa perayaan Hari Purbakala Nasional tahun ini memiliki dua makna, yaitu pelestarian dan pencarian situs bersejarah yang belum ditemukan di Kabupaten Karawang. Menurutnya, situs bersejarah seperti Candi Jiwa di Karawang patut dilestarikan dan sejarah yang belum ditemukan di sekitar candi tersebut perlu digali kembali. Hal ini dikarenakan Candi Jiwa di Karawang diketahui lebih tua dari Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
“Masyarakat harus bisa ikut serta dalam melestarikan dan mencari cagar budaya purbakala di Karawang yang belum ditemukan. Dalam pepatah Galunggung, tidak ada hari ini jika tidak ada hari sebelumnya. Dari situlah kita harus bisa menghargai dan melestarikan sejarah leluhur yang berjuang di masa lampau,” ujar Uu.
Sementara itu, Perwakilan dari Balai Cagar Budaya (BCB) Wilayah IX, Hendra Gunawan, mengungkapkan bahwa pihaknya juga fokus pada pengembangan cagar budaya purbakala Candi Jiwa di Karawang. Candi Jiwa merupakan salah satu cagar budaya nasional yang perlu dilestarikan dan sejarahnya digali lebih dalam.
“Kami telah mengarahkan program ekskavasi, pembubaran, dan pengembangan terkait Candi Jiwa. Program ini terus kami jalankan,” ungkap Hendra.