KARAWANG – Musim kemarau dan ancaman badai El Nino pada bulan Juli hingga Oktober mendatang telah menyebabkan 5 kecamatan di Kabupaten Karawang mengalami kekeringan air bersih.
Kecamatan-kecamatan yang terdampak kekeringan tersebut antara lain Tegalwaru, Telukjambe Barat, Ciampel, Pangkalan, dan Pakisjaya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, Mahpudin, menyampaikan bahwa hasil rapat dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa El Nino akan terjadi dari Juli hingga Oktober.
Baca Juga:SMPN 1 Jalancagak Imbau Orang Tua Awasi Anak Selama Libur PanjangMeski Pasokan Terjaga, Harga Cengek dan Bawang Merah Melonjak Jelang Idul Adha
“Dalam rapat dengan BMKG, diketahui bahwa El Nino akan membawa dampak kekeringan di Indonesia pada periode Juli hingga Oktober. Ada lima kecamatan yang kita waspadai terhadap dampak kemarau yang panjang. Di bagian selatan terdapat Kecamatan Tegalwaru, Desa Kutalanggeng, dan Cintalanggeng. Kecamatan Pangkalan di Desa Jatilaksana, Kecamatan Telukjambe Barat di Desa Wanajaya dan Wanakerta. Selain itu, Kecamatan Ciampel di Desa Cibenda, dan di bagian utara terdapat Kecamatan Pakisjaya,” jelasnya.
Meskipun kekeringan air bersih melanda beberapa wilayah, Mahpudin mengungkapkan bahwa masih terdapat sumber mata air yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sungai Cigerawes, misalnya, menjadi salah satu sumber air yang digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Tegalwaru melalui program Pamsimas.
Ia juga menyatakan bahwa untuk kekeringan yang terjadi di wilayah utara, terkait dengan area persawahan, pihaknya melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dalam mencari sumber mata air yang baru.
“Saat ini, kami sedang mencari sumber mata air bersama BAPPEDA, PUPR, PRKP, dan DLHK. Sungai Cigerawes digunakan sebagai sumber Pamsimas untuk mengairi Desa Wargasetra, Desa Cigunungsari, dan sekitar Kutamaneh masih ada sumber air dari Cipanunda. Di Desa Cintawargi juga terdapat sumber mata air. Saya agak khawatir terkait Desa Kutalanggeng dan Cintalanggeng. Kemudian di Pangkalan, terdapat Desa Jatilaksana ke arah Cibarengkok yang memerlukan pasokan air bersih,” tambahnya.
Hingga saat ini, BPBD telah melakukan distribusi air bersih selama dua hari di Kecamatan Ciampel. Terdapat sekitar 1.200 masyarakat yang terdampak kekeringan di kecamatan ini.
“Selama dua hari kemarin, kami telah mendistribusikan air di Kecamatan Ciampel, khususnya di Desa Cibenda. Kami berharap ke depannya upaya ini dapat diperluas, karena kebutuhan akan air bersih merupakan kebutuhan primer yang harus disediakan oleh pemerintah. Di wilayah Cibenda saja, diperlukan sekitar 8 tangki air karena terdapat 1.200 warga yang membutuhkannya,” terangnya. (use/ded)